HIDUPKATOLIK.com – Tongkat estafet kepemimpinan diteruskan. Gembala baru siap ditugaskan. Harapan dikumandangkan bersamaan dengan doa yang didaraskan. Rasa syukur juga dirasakan oleh pendahulunya, seperti tergambar dalam wawancara dengan Mgr Gerulfus Kherubim Pareira SVD. Berikut petikannya.
Bagaimana perasaan Mgr Kherubim dengan penunjukkan uskup baru di Keuskupan Maumere?
Wah… Saya senang. Karena memang sudah saya tunggu sejak dua tahun yang lalu. Ketika saya berusia 75 tahun, pada awal tahun 75 itu saya sudah membuat surat, menyampaikan pada Paus bahwa saya sudah 75 tahun, menurut hukum Gereja kita bisa minta pensiun.
Sesudah tahbisan uskup Malang, saya menerima surat balasan bahwa permintaanmu dikabulkan tetapi tunggu sampai ada pengganti. Nunc pro tunc, sekarang dikabulkan tapi tunggu sampai waktunya. Saat itu mereka tidak mengangkat pejabat
uskup. Administrator tidak diangkat, jadi saya saja sampai kapan, tapi proses pencalonan sudah mulai berjalan.
Apakah Mgr Kherubim sudah mengetahui bakal calon uskup Maumere sebelumnya?
Saya diminta untuk memberikan tentang gambaran seluruh keuskupan, kemudian diminta menyebut tiga nama yang direkomendasikan menjadi uskup. Dan saya kasih tiga nama. Tapi itu confidential. Selanjutnya itu urusan Duta Besar Vatikan yang proses.
Bagaimana dengan Mgr Edwal yang ditunjuk sebagai uskup Maumere?
Buat saya ini memudahkan hand over karena dia sudah terbiasa. Sebelumnya dia adalah Vikjen. Kami rapat selalu bersama-sama, baik rapat kuria, maupun rapat-rapat lain. Saya minta dia menangani khusus FKUB dan dia ketuanya. Sehingga sudah ada kerja sama cukup lama. Ini suatu keuntungan, dia melanjutkan dan sudah tahu bagaimana kondisi dan situasi yang ada.”
Apa pendapat Mgr Kherubim terkait motto yang dipilih Mgr Edwal?
Dia sempat bertanya pada saya ketika dia memilih motto duc in altum. Saya bilang sudah tepat. Karena dalam masa saya menjabat, kita sudah mulai bersama-sama dengan adanya sinode pertama. Sekarang persis waktunya untuk sinode kedua dan pas pergantian uskup. Jadi motto “Bertolaklah lebih dalam” ini memang pas karena apa yang kita sudah buat dilanjutkan dan lebih mendalam lagi.
Bagaiman sosok Mgr Edwal di mata Mgr Kherubim?
Sifatnya lembut, mudah bekerja sama. Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Dia dulu sudah bekerja di Seminari Ritapiret, dan dulu waktu tahbisan imam baru bekerja di Maumere. Waktu gempa bumi, dia memimpin untuk penanggulangan korban gempa. Memang sudah terlihat sosok pemimpinnya.
Orang kenal dia di mana-mana. Selama ini juga dia menggantikan saya kalau saya tidak bisa. Dia sangat rela kalau dia ada waktu. Dia sudah terlibat di keuskupan ini, sehingga segala masalah dia tahu.
Bagaimana tanggapan umat dengan uskup baru?
Kami selalu mendoakan agar ada uskup baru di Keuskupan Maumere. Doa itu terjawab. Kelihatan animo umat akan uskup baru ini tinggi. Walau dia etnis Bajawa, tetapi penerimaan tinggi. Kami di sini semua mendoakan untuk uskup baru dan sekarang menjelang tahbisan kita mendoakan dia. Sesudah tahbisan juga terus mendoakan dia supaya bertugas dengan baik.
Apa harapan Mgr?
Saya mengharapkan dia membentuk tim kuria dan memilih orang yang tepat. Saya anjurkan agar dia memilih orang mengungkapkan kesatuan. Memilih para pastor dari semua suku yang ada bekerja di sini. Supaya betul orang melihat bahwa kita bersatu, berdayung lebih dalam. Saya meletakan dasar, kemudian dilanjutkan oleh dia. Kita sudah buat dasar yang baik lalu dilanjutan. Motto saya dulu kan semua bersatu, ini keuskupan kita. Jadi umat, biarawan- biarawati, dan pimpinan Gereja bersatu untuk keuskupan ini. Dia melanjutkan perahu ini agar buah yang di dapat lebih banyak.
Selamat atas penunjukkan sebagai uskup Maumere dan saya rasa sudah tepat. Saya doakan supaya dia melanjutkan, meneruskan tongkat penggembalaan ini. Karena tugas ini berat. Dan butuh dukungan dari segala pihak.
Marchella A. Vieba
HIDUP NO.37 2018, 16 September 2018