DIPANGGIL MEWARTAKAN KASIH ALLAH

569
Mgr Petrus Boddeng Timang menumpangkan tangan kepada para tertahbis.
[HIDUP/Dionisius Agus Puguh Santosa]

HIDUPKATOLIK.comMenjadi imam merupakan panggilan hidup dari Allah. Para tertahbis adalah gembala yang melayani umat dan mewartakan kasih Allah di tengah-tengah dunia.

GERIMIS mengiringi perayaan tahbisan imam di Gereja Bunda Maria Banjarbaru, Keuskupan Banjarmasin, Rabu, 20/7. Perayaan Ekaristi tahbisan imam ini dipimpin oleh Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang dan didampingi sekitar 60 imam. Dua diakon yang menerima Sakramen Imamat yaitu Diakon Paulus Edhel Emanuel Fay MSF dan Diakon Petrus Ping Poto MSF. Perayaan ini terasa makin istimewa karena berada dalam suasana pesta 90 tahun karya Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Kalimantan dan 40 tahun Paroki Bunda Maria Banjarbaru.

“Para imam tertahbis, seperti rasul Paulus dipanggil melalui karunia kasih kebaikan Allah dan bukan karena jasa manusia; supaya melalui pewartaan, kesaksian dan perilakunya sebagai orang tertahbis, orang lain ikut memuliakan Allah. Kamu telah memperoleh kasih Allah dengan cuma-cuma, maka bagikanlah kasih itu dengan cuma-cuma pula,” ungkap Mgr Petrus Boddeng Timang.

Dalam Misa itu, Provinsial MSF Kalimantan Romo Yacobus Lingai Imang MSF juga mengumumkan tugas perutusan yang akan diemban kedua imam baru. Romo Paulus Edhel Emanuel Fay MSF ditugaskan sebagai pastor rekan di Paroki Santo Mikhael Tamiyang Layang, Keuskupan Palangkaraya dan Romo Petrus Ping Poto MSF melayani sebagai pastor rekan di Paroki St Theresia Sangatta, Keuskupan Agung Samarinda.

Melanjutkan Perutusan
Tahbisan imam MSF juga berlangsung di Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang (KAS). Uskup Palangkaraya Mgr A.M. Sutrisnaatmaka MSF menerimakan tahbisan imam kepada dua imam Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Propinsi Jawa: Diakon Bernardus Braja Hartono Saputro MSF dan Diakon Yohanes Sutrisno MSF. Misa tahbisan imam berlangsung di Gereja Keluarga Kudus Banteng, Yogyakarta, Selasa, 19/7.

Pada kesempatan itu, Mgr Sutrisnaatmaka mengungkapkan bahwa imam diutus untuk menyampaikan kabar keselamatan sampai ke ujung bumi. Karya pastoral yang dibuat bukan saja menyiapkan orang untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga menjadikan Kristus hadir di tengah dunia, melalui Ekaristi.

Pada Rabu, 29/6, Uskup Emeritus Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja menerimakan Sakramen Imamat kepada Diakon Benedictus Danarto Agung Wibowo dan Diakon Martinus Joko Lelono di Kapel Seminari Tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta. Mgr Blasius berharap agar imam tertahbis mampu menampakkan wajah kerahiman Allah melalui penyerahan diri, siap merangkul, mengampuni dan berbelas kasih. “Keduanya dipanggil menjadi imam, bukan saja untuk meniti sebuah karya, tapi juga melanjutkan perutusan. Maka, harus siap diutus kemana saja, melakukan tugas apa saja. Tidak pilih-pilih, dilakoni dengan penuh syukur dan gembira,” tandasnya.

Mgr Blasius pun berharap kedua imam baru itu bisa menjadi tempat berteduh, menjadi oase bagi umat manusia. “Panggilan imam oleh Yesus untuk menjadi oase. Maka, jadilah gembala yang baik. Menampakkan wajah Allah yang berbelas kasih, berkerahiman.”

Administrator Diosesan KAS Romo FX. Sukendar Wignyosumarto selanjutnya menugasi Romo Danarto Agung menjadi pastor rekan di Paroki St Pius X Karanganyar. Romo Joko Lelono ditugaskan melanjutkan studi S3, program Studi Agama dan Lintas Budaya di ICRS Yogyakarta.

Maria Pertiwi
Laporan: Dionisius Agus Puguh Santosa (Banjarmasin), H. Bambang S. (Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini