HIDUPKATOLIK.com – Gal. 1:6-12; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c; Luk. 10:25-37
DALAM Injil dikisahkan orang Samaria yang baik hati. Konteksnya adalah ada seorang ahli Kitab yang bertanya kepada Yesus tentang “Siapakah sesamaku manusia?” Dalam cerita ditampilkan seseorang yang turun dari Yerusalem ke Yeriko, lalu dirampok habis-habisan.
Menarik kita gali bahwa orang ini ditinggalkan setengah mati (tampak seperti orang mati/mayat). Orang ini tidak mengenakan atribut apapun karena semuanya dirampok. Hal itu menunjukkan tidak jelas asal usulnya.
Tampil pertama dan kedua adalah imam dan orang Lewi yang melewati jalan itu. Dan yang mencengangkan kedua orang itu bukannya membantu tetapi melewatinya dari seberang jalan. Kita jangan buru-buru menghakimi mereka sebagai manusia yang tidak berperasaan.
Sebab mereka berdua itu adalah orang-orang yang bekerja di seputar Bait Allah. Ada larangan bahwa mereka tidak boleh bersentuhan dengan mayat, sebab akan membuat mereka menjadi najis. Kalau mereka najis maka mereka tidak bisa langsung melakukan tugas mereka di Bait Allah dan diperlukan beberapa waktu untuk proses pentahiran.
Alasan ini bisa dibantah juga karena dikatakan imam itu juga “turun” dari Yerusalem (sesudah ia bekerja di Bait Allah). Menarik, dikisahkan ada seorang Samaria lewat. Kota Samaria sebagai ibu kota Kerajaan Utara dihancurkan oleh Bangsa Asyur sekitar tahun 722 SM. Sejak saat itu pula, tinggal orang-orang Asyur di sana, lengkap dengan budaya dan berhala-berhala mereka.
Samaria dianggap tidak murni lagi sebagai darah murni Israel. Ungkapan Samaria seringkali dikaitkan dengan ketidaksetiaan dan hal-hal negatif lainnya. Ternyata apa yang orang Samaria lakukan lebih mengagetkan lagi.
Ia membantu orang yang sangat menderita itu secara total. Inilah yang menjadi titik tekanan Yesus tentang persaudaraan sejati, yaitu persaudaraan yang tidak tersekat-sekat oleh suku, bangsa, budaya bahkan agama. Persaudaraan tanpa batas itu akan teruji dalam pertolongan dan bantuan kita, ketika yang lain menderita.
Pastor Josep Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta