HIDUPKATOLIK.com – KISAH yang dekat dengan kehidupan pada umumnya menarik untuk diangkat menjadi sebuah cerita. Di tengah maraknya peristiwa-peristiwa radikalisme dan intoleransi di Indonesia yang mengatasnamakan agama, film “Lima” hadir sebagai “alarm” untuk mengingatkan kita kembali kepada nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara.
Lima sutradara yang terlibat dalam pembuatan film ini seolah menjadi contoh awal meleburnya idealisme yang berbeda namun positif. Usaha ini melahirkan rangkaian cerita yang menyerukan kembali nilai-nilai luhur Pancasila ke ruang publik.
Dikisahkan dalam sebuah keluarga yang terdiri dari seorang Ibu (Maryam) dan tiga anak (Fara, Aryo, dan Adi), ditemani satu asisten rumah tangga (Ijah). Beberapa konflik yang lazim mengemuka yaitu karena perbedaan tata cara agama, diskriminasi suku, tindakan main hakim sendiri yang tidak beradab hingga keberpihakan hukum pada yang lemah.
Cerita lima tokoh dalam film menggambarkan sila Pancasila. Keutuhan keluarga sebagai simbolisasi keutuhan Indonesia. Konflik tersebut pada akhirnya dapat diselesaikan dengan mewujudkan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan yang ditanamkan dalam keluarga.
“Lima” ditayangkan bertepatan dengan menyambut momen peringatan hari lahirnya Pancasila. Alur cerita meski tidak linear namun cenderung cair dan mudah dipahami. Jauh dari adegan ranjang, perbincangan yang njelimet atau filosofis.
Judul Film : Lima
Sutradara : Shalahudin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, Adriyanto Dewo
Produksi : Lola Amaria Production
Durasi : 110 menit
Kategori : Dewasa (17+)
Antonius Bilandoro