Seminar Nasional LP3KN: Bernyanyilah Bangsa Indonesia

286
Brian “Jikustik” Prasetyoadi (tengah berjas). [dok.pribadi]

HIDUPKATOLIK.com Bernyanyilah bangsaku, Indonesia ! Dengan bernyanyi, bangsa Indonesia dapat mengekspresikan keindahan, kebahagiaan, kedukaan, persatuan, pujian, perdamaian.

Bernyanyi mampu membuat orang jatuh cinta, bernyanyi mampu membuat orang mengeluarkan air mata, bernyanyi mampu menggerakan orang lain untuk menolong, bernyanyi mampu mengurangi penderitaan orang lain. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia diminta untuk bernyanyi dengan nada-nada indah dan bukan berteriak yang tanpa nada dan memekakan telinga orang yang mendengarkan.

Demikian kesimpulan dari pembicaraan para nara sumber seminar nasional “Membangun Harmoni, Merawat NKRI Melalui Seni Budaya – Dari Jakarta Menuju Ambon” yang diselenggarakan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), di Gedung Stovia, Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Hadir sebagai pembicara dalam seminar itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala BNN RI Komjen Pol. Heru Winarko, Theofransus Litaay yang mewakili Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Pur) Moeldoko, penyanyi Lisa A Riyanto, Brian “Jikustik” Prasetyoadi, Budayawan Rm Aloysius Budi Purnomo serta dipandu oleh moderator senior Prita Laura.

Prita Laura (moderator) dan Lisa A Riyanto (baju merah, kedua dari kiri). [dok.pribadi]
Menurut Lisa A Riyanto, suara adalah anugerah tak terhingga dari Sang Pencipta kepada manusia. Dan bernyanyi adalah bentuk seni budaya yang paling asasi dan tertua yang dimiliki oleh semua orang.

Oleh karena itu, menurut Lisa A Riyanto, pesta paduan suara gerejani (Pesparani) yang akan diadakan Ambon pada Oktober 2018, mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk memperat persaudaraan.

“Pesparani nasional yang diadakan di Ambon nanti, bukan soal menang atau kalah. Tetapi ini soal gaung persatuan dan persaudaraan berbagai suku dari seluruh penjuru Indonesia. Dan ini bukan hanya kerja Gereja Katolik saja tetapi juga seluruh masyarakat Maluku. Bahkan pesparani ini diselenggarakan di Islamic Center,” ujar Lisa yang juga panitia pusat LP3KN.

Brian “Jikustik” Prasetyoadi, Romo Aloysius Budi Purnomo, dan Lisa A Riyanto. [dok.pribadi]
Pesparani ini, masih menurut Lisa, merupakan kerja besar bukan hanya panitia tetapi juga para peserta lomba. Kekompakan, persatuan, saling menghormati, saling menerima merupakan sikap yang harus dibawa oleh para kontingen untuk dapat tampil di Ambon.

Tanpa sikap-sikap itu sudah pasti, sebuah kelompok paduan suara tidak dapat mempersembahkan suaranya yang terbaik. Dan akan ada 34 propinsi yang akan berlaga di Ambon. Oleh karena itu, bisa terjadi, jika tiada toleransi, saling menghormati satu sama lain, bukan bernyanyi yang dihasilkan tetapi berteriak dan kegaduhan yang terjadi.

Sementara bagi Brian “Jikustik”, hakekat menyanyi itu adalah membahagiakan, menyatukan dan memberi kehidupan. Mereka yang tidak suka bernyanyi, ketika berkumpul dengan orang bernyanyi akhirnya ikut terpengaruh juga. Atau juga, ketika mereka yang sama-sama suka bernyanyi bertemu, akan memunculkan kebahagiaan, kebersamaan dan menghilangkan perbedaan.

“Dalam pesta paduan suara seperti di Ambon nanti, saya kira akan memberikan dampak luar biasa karena mereka yang senang bernyanyi saling bertemu di propinsi yang terkenal dengan nyanyiannya. Dan saya bisa sangat paham mengapa panitia mengaitkan pesparani dan gerakan anti narkoba. Karena kegiatan positip dapat menghindarkan generasi muda dari kebiasaan negatip,” ujar Brian “Jikustik” Prasetyoadi ini.

Brian juga menambahkan, Indonesia adalah negeri yang indah. Keindahan itu akan semakin muncul dan bahkan lebih indah lagi saat berbagai suku dari seluruh pelosok Indonesia menyatukan langkah dan memuji keindahan ibu pertiwi. Oleh karena itu, menurut Brian, Jikustik telah merekam satu lagu yang memuja Indonesia dan Merah Putih.

Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa, Gereja Katolik Indonesia membuat sejarah baru dengan pesparani nasional ini. Bertemunya umat Katolik seluruh Indonesia di Ambon dengan thema bernyanyi hendaknya menggerakan seluruh bangsa untuk ikut bernyanyi pula. Membangun perdamaian dan persatuan melalui pertemuan umat dari berbagai suku hendaknya merupakan tujuan dari Pesparani Nasional ini.

Sementara Theofransus Litaay yang mewakili Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Pur) Moeldoko, menegaskan bahwa dipilihnya Ambon sebagai tempat pesparani sangat cocok dengan pengalaman sejarah beberapa tahun lalu di mana Maluku terpecah persatuan persaudaraannya. Dan karena keinginan bangkit menjadi satu saudara kembali inilah, Ambon menjadi tempat bagi berbagai penyelenggaraan kegiatan berbagai agama.

Brian “Jikustik” Prasetyoadi (tengah berjas) berfoto bersama peserta seminar. [dok.pribadi]
Penulis: AM Putut Prabantoro
Pengunggah: Antonius Bilandoro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini