Pelayanan Misi SMM

451
Peta Keuskupan Sintang.
[NN/Dok.SMM]

HIDUPKATOLIK.com – Pada awalnya, kebanyakan paroki di Keuskupan Sintang dilayani para imam SMM. Namun, kini SMM hanya melayani di lima paroki. Menurut provinsial SMM Indonesia RP Kasimirus Jumat SMM, selain Sintang ada juga paroki di Keuskupan Ruteng, Palangkaraya, dan Bandung yang dilayani, tetapi hanya satu atau dua paroki.

Selain melayani paroki-paroki, tarekat yang beranggota 51 imam, enam diakon, dan tiga bruder yang sudah kaul kekal ini juga berkarya di rumah Formasi SMM, rumah retret Deo Soli, Putussibau dan Menyurai, Sintang. SMM juga mendampingi gerakan awam Kerabat Santo Monfort (KSM).

Pastor Kasim menyadari, anggota SMM saat ini mayoritas berumur di bawah 54 tahun. Dengan demikian, mereka sedang bertumbuh dalam kedewasaan spiritual maupun personal. Ia mengakui, keaslian karya SMM sampai sekarang belum nampak, karena masih sibuk menangani paroki dan belum mewujudkan karya khas SMM yang mengajak umat lebih berdevosi kepada Maria.

Karya asli SMM sebenarnya tidak melayani sebagai pastor paroki, namun berpindah-pindah untuk menghidupkan katekese dan membangkitkan iman umat dengan cara hidup bersama umat, dari pemberian umat. SMM biasanya memilih medan pelayanan di mana umat yang jarang dilayani. Prinsipnya adalah membangun Gereja baru dan menghidupkan Gereja lama yang sudah layu. Misi SMM sering dikenal sebagai misi keliling dan berpindah-pindah seperti dila kukan oleh St Monfort, Sang Pendiri.

SMM Indonesia saat ini dikenal sebagai rumah formasi SMM terbesar tingkat dunia. Ada 143 frater sedang menjalani formasi atau pendidikan. Selain berkarya di dalam negeri, pada 2000 SMM Indonesia sudah mengirim empat kummi sionaris ke Papua Nugini. Dan pada 2010 dan 2011 mengirim dua misionaris ke Ekuador. SMM juga mengirim dua anggotanya bertugas di SMM pusat, yakni RP Arnold Suhardi SMM sebagai Rektor Pusat Spiritualitas SMM di Perancis dan RP Yoseph Putra Dwi Dharma Watun SMM sebagai Anggota Dewan Jenderal di Roma. Ada banyak kebutuhan misi di seluruh penjuru dunia. Bahkan, ada permintaan dari SMM Kanada dan Belanda, namun Provinsi SMM Indonesia belum bisa memenuhi.

Sementara, Jenderal SMM RP Santino Brembilla SMM melihat SMM Indonesia sedang tumbuh subur. Bukan hanya dalam jumlah tetapi juga semangat misi. Semangat kuat itu terlihat atas kesiapsediaannya diutus keluar negeri. Dalam masa subur ini, Pater Santino berharap agar para monfortan sungguh menghidupi kharisma St Monfort dan siap menghadapi globalisasi.

Imam kelahiran Bergammo, Italia, 1 Februari 1946, ini juga merindukan Indonesia ikut terlibat dalam memperkuat komunitas apostolik internasional, yakni komunitas yang dibentuk di Perancis. Komunitas ini melibatkan anggota SMM Indonesia, Madagaskar, Haiti, dan Italia dengan kegiatan retret, ziarah, aktif di paroki, dan melayani umat di Perancis.

Awalnya, komunitas ini ditolak. Tetapi sekarang, jemaat lokal ikut mendukung, dan akhirnya melahirkan novisiat internasional berbahasa Perancis, dengan calon dari Madagaskar, Kongo, Kroasia, dan Haiti. Kedatangan orang muda dalam komunitas apostolik ini dapat menarik jemaat tua dan muda Perancis untuk aktif ke gereja lagi.

A. Nendro Saputro

HIDUP NO.20, 18 Mei 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini