Sakit Hati Ditinggal Pacar

422

HIDUPKATOLIK.com – Dear Romo Erwin, saya, laki-laki, 31 tahun, punya pacar berusia 30 tahun. Kami menjalin hubungan selama dua tahun, tetapi hubungan ini tidak terlalu akrab. Saya lebih banyak berbicara dibanding pacar. Pacar pernah memutuskan sepihak untuk memesan gedung resepsi waktu hubungan kami berjalan satu tahun. Tentu saya menolaknya. Sejak itu, hubungan kami kurang baik. Sejak tahun lalu hubungan kami renggang, dan pada bulan lalu, dia memutuskan hubungan melalui WhatsApp. Dia kesal karena saya tak mengajaknya menikah. Akhirnya, saya tahu dia punya pacar lagi. Dia menikah tanpa sepengetahuan saya. Saya sakit hati karena merasa dibohongi. Bagaimana caranya mengatasi luka batin ini? Apakah saya boleh menuntut permohonan maaf kepadanya? Terima kasih, Romo.

Andreas, Jakarta

Saudara Andreas yang terkasih, terima kasih telah berbagi pengalaman terkait rasa sakit hati Anda. Hal pertama yang harus Anda terima adalah kenyataan bahwa pacar Anda sudah menikah dengan seseorang. Realitas itu tidak bisa diubah lagi.

Menerima kenyataan adalah langkah awal untuk penyembuhan emosi (batin). Sebagai orang biasa, kita tak bisa terbebas dari tindakan orang lain di sekitar kita; yang bisa menyenangkan dan bisa melukai hati. Luka ini secara ilmiah psikologi dikenal dengan nama luka emosi (emotional wound) karena yang terkena memang emosi atau perasaan kita yang merespons kata-kata, tindakan, dan serangan fisik dari luar.

Luka emosi semakin parah dan efektif (negatif ), jika disebabkan oleh orang-orang terdekat seperti kekasih, orangtua, anak, saudara kandung, atau sahabat. Orang-orang dekat diharapkan memberikan pengalaman yang baik, tetapi adakalanya menyakiti. Maka, luka yang ditimbulkan lebih parah dari yang lain.

Mengobati luka batin dapat dilakukan dengan mencari pengertian “mengapa orang ‘terpaksa’ melakukannya?” Kita tidak bisa mengerti mengapa dia melakukannya, tetapi kita harus berusaha memahami kebutuhannya, keterbatasannya, keterpaksaannya, kesulitannya, sampai pada kemungkinannya melakukan kesalahan yang memang bisa dilakukan semua orang, termasuk Anda sendiri.

Permohonan maaf dari pacar Anda bisa sangat relatif. Artinya, bisa ada bisa tidak. Jangan mengharapkan kesembuhan melalui usaha orang lain, tetapi berusahalah melatih diri sendiri untuk mengerti dan berproses menyembuhkan dalam situasi sulit.

Pengampunan tidak sama dengan penyembuhan. Tetapi, pengampunan bisa menjadi jalan ampuh untuk sembuh dari luka emosi atau luka batin. Pengampunan juga tidak sama dengan melupakan. Barangkali kita akan teringat pada suatu peristiwa yang menyakitkan sampai mati, tetapi efek negatifnya tidak perlu kita alami lagi, seperti susah tidur, pusing, sakit perut, atau marah-marah. Kita perlu melihat kenyataan dari dekat, bukan hanya menjadikannya objek penelitian. Hadapi kenyataan, lihat dengan jelas, mohon Tuhan menjelaskan dalam keheningan kita sendiri, belajarlah dari tuntunan Roh Kudus yang punya cara khas menolong kita. Melihat dan menerima kenyataan adalah satu paket yang ampuh untuk menyembuhkan luka. Penyempurnanya adalah doa kepada Tuhan, Sang Penyembuh Sejati.

Sekarang ini, Anda melihat mantan pacar sudah menikah. Itu kenyataan yang paling jelas. Jangan biarkan masa lalu terus menghambat Anda untuk bahagia. Buka hati untuk hubungan baru. Tuhan sedang menantikan Anda menemukan berkat baru bersama orang yang dipilih-Nya. Jangan ragu untuk meminta kepada Tuhan; bukan hanya penyembuhan tetapi mata yang terbuka untuk masa depan.

Semoga sharing Anda ini menginspirasi kaum muda yang mengalami tantangan dalam menjalin hubungan kasih. Putus cinta adalah bagian wajar suatu pemurnian. Jadi maukah Anda sembuh? (Yohanes 5:6).

Alexander Erwin Santoso MSF

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini