Paroki St.Paulus Pangkalan Bun: Gerak Sosial Galang Solidaritas

528
Perjalanan menuju Stasi St Padre Pio Paroki Pangkalan Bun dalam rangka bakti sosial. [Dok.Pribadi]

HIDUPKATOLIK.com Paroki yang berdiri 53 tahun lalu ini aktif mengadakan bakti sosial di pelosok stasi.

JALAN licin dan becek ditempuh rombongan umat Paroki St Paulus Pangkalan Bun. Kaki mereka penuh dengan tanah basah. Belum lagi gorong-gorong jembatan amblas. Medan perjalanan yang demikian berat membuat waktu tempuh menuju Stasi St Padre Pio yang terletak di Desa Kerabu memakan waktu tujuh jam dari waktu yang seharusnya hanya empat jam.

Desa Kerabu masuk dalam wilayah Kecamatan Arut Utara, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Situasi pun tidak memungkinkan untuk membawa semua barang sambil berjalan. Berbekal semangat, bapak- bapak dengan berpeluh keringat, menebas rumput ilalang untuk membuat jalan alternatif.

Dari jalan dadakan ini, rombongan umat berjalan menuju Stasi St Padre Pio. Semangat yang tadinya habis, terisi kembali karena sambutan umat. Bukan hanya umat Katolik, senyum seluruh penduduk desa menyambut kedatangan rombongan Paroki Pangkalan Bun.

Kunjungan ini adalah bentuk kegiatan sosial yang rutin dibuat Paroki Pangkalan Bun. Bakti sosial diadakan di stasi-stasi dalam wilayah pastoral paroki. Koordinator Seksi Sosial Andreas Purwadi menjelaskan umumnya kegiatan ini diadakan menjelang Natal, Paskah, dan hari ulang tahun paroki.

Dalam setiap kegiatan, paroki mengadakan pengobatan gratis, sembako murah, dan pembagian baju layak pakai. Kegiatan ini biasanya dilakukan di stasi-stasi, dengan melihat dan memperhatikan kebutuhan umat setempat. Andreas menyampaikan bakti sosial bertujuan membantu kebutuhan sementara umat di stasi.

Ia melanjutkan, lewat event ini umat dari kota dapat berinteraksi dan menyapa mereka yang tinggal di desa. Kesempatan ini menjadi saat dimana umat saling berelasi dan solider dengan keadaan umat di stasi.

Kepala Paroki Pangkalan Bun Pastor Franciscus Cahyo Widiyanto OFM menimpali, kegiatan ini adalah salah satu bentuk pengeja-wantahan dari cara hidup jemaat. Umat dalam semangat kasih mau berbagi satu sama lain. Umat saling memperhatikan sehingga semua jemaat dapat mengalami kasih persaudaraan yang nyata.

Pembaruan Janji Nikah
Berdiri sejak 7 April 1965, Paroki Pangkalan Bun kini memiliki 14 stasi dan enam lingkungan dengan jumlah keluarga Katolik berkisar 1163 dengan umat sebanyak 4.331 jiwa. Dengan umat sebanyak ini, paroki mencetuskan sebuah program yang bertujuan menguatkan spiritualitas keluarga Katolik.

Misa Pembaruan Janji Pernikahan di Paroki Pangkalan Bun.
[Dok.Pribadi]
Untuk itu, paroki mengadakan Misa pembaharuan janji perkawinan. Pastor Frans Yosnianto OFM Cap yang berkarya di Paroki Pangkalan Bun antara tahun 2009-2016, mencetuskan Misa pembaharuan perkawinan ini setiap bulan. Pastor Cahyo menjelaskan, janji yang pernah diikrarkan oleh pasangan suami istri harus selalu di segarkan kembali. “Hal ini agar pasangan yang telah lama mengikrarkan janji tetap setia dan mengingat bahwa mereka telah dipersatukan oleh Tuhan.”

Lewat Misa pembaharuan janji nikah ini, keluarga Katolik dapat menjadi sakramen, tanda dan sarana keselamatan Allah. Mereka juga menjadi Ecclesia Domestica (Gereja Rumah Tangga). Setiap keluarga adalah tempat atau sarana pewartaan iman. “Perjanjian yang telah diikrarkan pada hari suci itu seharusnya memang selalu diingat, diperbaharui, serta dilaksanakan dalam keluarga,” ujar Pastor Cahyo.

 

Yenny Oktoviani Sugiarno (Pangkalan Bun)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini