Renungan Rabu, 9 November 2016 : Kompensasi

369
[lds.org]

HIDUPKATOLIK.com - Pemberkatan Gereja Basilika Lateran; Yeh 47:1-2,8-9,12; Mzm 46; 1Kor3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22

INJIL hari ini menampilkan Yesus yang kalap mengobrak-abrik dagangan orang. Mungkinkah itu sebuah tindakan simbolis yang mengandung makna reformasi? Orang Yahudi sudah terbiasa dengan tindakan simbolis yang dilakonkan para nabi, seperti Nabi Yeremia (Yer. 19) atau Yehezkiel (Yeh. 24:15). Melalui drama ini, Yesus ingin menyadarkan orang akan situasi kehidupan di Bait Allah yang sudah tidak sesuai dengan fungsinya karena dijadikan tempat bisnis. Bait Allah kini hanya menjadi ibadah luar belaka. Yesus mengajak mereka untuk mencari Bait Allah yang memberikan sukacita sejati, yang membuat orang menikmati kehadiran Allah dan memberi kehidupan. Bait Allah sejati itulah diri-Nya sendiri.

Tindakan simbolis Yesus di Bait Allah memberikan kritikan tajam terhadap bangunan-bangunan tempat ibadah yang megah. Bangunan itu akan runtuh dan yang tinggal abadi adalah Bait Allah yang dibangun kembali melalui kebangkitan-Nya. Paroki-paroki berlomba membangun tiang menara gereja yang kokoh dengan miliaran dana. Namun bagaimana dengan pembinaan serius terhadap iman umat? Fakta kuat bercerita bahwa di seputar bangunan gereja-gereja megah, umat saling membunuh, perang suku, perebutan lahan bisnis, angka perceraian meninggi. Masalahnya adalah apakah bangunan gereja megah itu sekadar kompensasi dari ketidaksanggupan membina iman umat secara sungguh-sungguh?

Sr Grasiana PRR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini