RIP Kardinal Prancis Jean-Louis Pierre Touran, Diplomat Vatikan

588
Kadinal Jean-Louis Pierre Touran semasa hidup. [Dok. Jo Hanafi]

HIDUPKATOLIK.com Presiden Dewan Komisi Kepausan Untuk Dialog/ Hubungan Antar Umat Beragama, Kardinal Prancis Jean-Louis Pierre Touran telah meninggal dunia pada Kamis lalu, 5/7, sebagaimana dikabarkan dari laman ouest-france.fr.

Ia meninggal pada usia 75 tahun, dikutip dari kantor berita Vatikan, I.Media, yang mengutip sumber berita internal di dalam Kuria (pemerintahan Vatikan). Disebutkan bahwa penyakit parkinson membuatnya harus dirawat di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat.

Semasa hidupnya, Kardinal Tauran mengemban jabatan tertinggi dalam Kuria Roma, setara dengan tingkatan menteri dalam pemerintahan Vatikan. Penunjukan Kardinal Tauran dilakukan pada 20 Desember 2014 oleh Paus Fransiskus “Camerlingue” (Pengganti Paus ketika Paus Meninggal Dunia), dengan fungsi utama memastikan kondisi sementara (interim) di Vatikan di antara dua Paus, terutama yang berkaitan dengan proses konklaf.

Pastor Krispurwana Cahyadi, SJ turut mengunggah sebuah catatan tentang Kardinal Tauran pada wall fb-nya, “pada tahun 2013 ia menyerukan ‘Habemus Papam’, terpilihnya Paus Fransiskus. Lama bekerja sebagai diplomat Vatikan, terutama di kawasan Timur Tengah. Dia mengunjungi banyak kawasan yang mayoritas Muslim, pun Indonesia, bahkan berkunjung ke Arab Saudi.  Requiscat in pace, Cardinale!”


Sementara Pastor Marcel Gabriel dalam catatan fb-nya pada 30/6/2012 silam, menuliskan kesannya tentang Kardinal Tauran yang sedemikian bangga akan dasar NKRI, yakni Pancasila.

Dalam suatu kesempatan, almarhum Kardinal Tauran menyambut baik kedatangan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) di Vatikan. Kepada delegasi HMI ia mengungkapkan kebanggaan terhadap Pancasila yang menjadi landasan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Saya bangga terhadap Pancasila yang menjadi prinsip bangsa kalian, Indonesia. Saya juga mendukung HMI menjadikan Pancasila sebagai asas HMI, karena Pancasila itu seperti harta karun,” ujar Kardinal Tauran saat menerima PB HMI di Ruang Rapat Dewan Kepausan Dialog Antar Umat Beragama, Vatikan, Sabtu (10/9/2011) siang.

Dengan Pancasila, katanya, kemajemukan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia dapat hidup dengan baik. “Dengan Pancasila, Indonesia tidak hanya menganut satu agama tertentu, tetapi semua agama. Ini sangat bagus, pluralis,” katanya.

Kardinal Tauran didampingi Sekretaris Executive Desk urusan Kristen-Islam di Timur Tengah, Eropa dan Amerika, Monsignor Khaled Akasheh, dan Sekretaris Executive Desk urusan Kristen-Islam di Asia Pastor Markus Solo SVD.

Disertai Ketua Umum Noer Fajrieansyah didampingi Basri Dodo (Sekjen PB HMI), Chairul Basyar (Wakil Sekjen bidang Hubungan Internasional) dan Muhammad Ma’mun (Ketua Hubungan Internasional), serta Putut Prabantoro, ketua Paguyupan Wartawan Katolik Indonesia.

Kardinal asal Prancis itu menambahkan, perjuangan pun harus didasari semangat atau roh, yakni kasih. “Kasih di sini lebih dari pemikiran akademik atau intelektual, kasih itu yang membuka konsensus bersama,” ujarnya.

Ia berpesan, dialog antarumat beragama, sesungguhnya bukan di Vatikan saja, walaupun pusat hierarki Gereja Katolik. “Saat pulang, berdialog-lah dengan uskup atau pastor paroki di sekitar Anda, karena persoalan ada di akar bawah,” pesan Kardinal.

Pada kesempatan itu PB HMI juga memberikan dokumen kasus GKI Yasmin, Kota Bogor, kepada Kardinal Tauran. Kasus itu disampaikan kepada Touran, untuk menunjukkan bahwa ketegangan yang mengatasnamakan agama sebenarnya diwarnai motif politik.

Mahkamah Agung telah memenangkan GKI Yasmin, untuk tetap memiliki rumah ibadah di tempatnya sekarang. Namun Pemerintah Kota Bogor bersikeras, GKI Yasmin tidak berhak mendirikan bangunan gereja di tempat itu.

Diunggah oleh: A.Bilandoro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini