Peringatan Arwah Orang Beriman di Oasis Lestari, Tangerang, Banten

950
Pemberkatan intensi doa. (Dok. Jo Hanapi)

HIDUPKATOLIK.com – SELAMA bulan November, Gereja Katolik memperingati dan mendoakan secara khusus arwah semua orang beriman. Peringatannya dimulai setiap tanggal 2 November pada Peringatan Arwah Orang Beriman. Bersama seluruh Gereja sedunia, pengelola Kompleks Memorial Oasis Lestari yang memiliki Rumah Duka (Mortuarium), Krematorium (Crematorium), Rumah Abu (Columbarium) dan Dinding Memorial yang terletak di Jatake, Tangerang, Banten ini memulai peringatan arwah semua orang beriman dengan Misa Arwah di Aula Kolumbarium Oasis Lestari, Rabu, 2/11.

Misa yang diadakan secara konselebrasi ini dipimpin oleh Romo Stephanus Royke Djakarya, didampingi Romo Eddyanto MSF, dan Romo Harry Sulistyo. Sekitar 300 umat terutama sanak famili orang-orang yang sudah meninggal, yang abu jenazahnya di semayamkan di Oasis Lestari turut hadir dalam Misa ini.

Suasana Misa Arwah di Aula Kolumbarium Oasis Lestari, Rabu, 2/11. (Dok. Jo Hanapi)
Suasana Misa Arwah di Aula Kolumbarium Oasis Lestari, Rabu, 2/11. (Dok. Jo Hanapi)

Di awal khotbah, Romo Harry sapaan Romo Harry Sulistyo ini mengungkapkan sebuah tebakan. Ada seorang sales wanita cantik datang ke rumah seseorang. Ketika sales itu menawarkan produknya, orang tersebut langsung merasa terhina, menyumpahi, dan mengusir sales cantik tersebut. “Kira-kira barang apa yang ditawarkan sales ini? Ya… jualannya peti mati. Ketika ditawari peti, tentu banyak orang akan marah karena tidak ingin cepat mati,” tutur Romo Harry.

Keinginan banyak orang yang tidak ingin cepat mati ini juga pernah Romo Harry temukan ketika menjalani masa probasi di sebuah paroki. Pada saat itu banyak orang meninggal di paroki tempat tugasnya, sampai-sampai Pelayanan St Yusuf kehabisan peti mati. Ketika ada tawaran peti mati di paroki, Romo Harry ingin memesan 100 peti supaya bisa mendapat diskon 50 persen. Melihat langkah ini, ada anggota dewan yang tidak setuju. “Biarpun ada diskon, kami tetap tidak mau cepat mati,” sitir Romo Harry meniru jawaban anggota dewan tersebut.

Banyak orang memang tidak ingin cepat mati, karena menurut Kitab Kebijaksanaan 3 ayat 2, kematian dipandang sebagai malapetaka. Lanjut Romo Harry, bahkan Titiek Puspa dalam lagu Bing mengungkapkan kematian salah seorang rekannya telah membuat hatinya hancur. Sambil bernyanyi, Romo Harry mengulas beberapa syair lagu Bing tersebut serta menganjurkan agar orang tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa hancur. Bagi umat Katolik, lanjut Romo Harry, umat harus percaya kepada Yesus, karena Ia adalah orang pertama yang dibangkitkan dan akan membangkitkan semua orang yang telah meninggal. “Kematian di dalam iman kepada Yesus bukan akhir dari segalanya, juga bukan masuk di dalam kegelapan. Kematian adalah suatu proses dimana orang akan memperoleh kehidupan kekal,” tegasnya.

Jika banyak orang belum siap mati, menurut Romo Harry hal itu wajar. Namun manusia harus selalu siap dengan kenyataan. Jika dipanggil Allah, ia menganjurkan agar umat ingat peristiwa Yesus saat di salib. Dalam peristiwa itu ada salah seorang dari dua penyamun yang memohon kepada Yesus, “Yesus jika Engkau masuk ke kerajaan-Mu ingatlah aku,” dan dijawab oleh Yesus, “Hari ini juga Engkau bersama dengan aku di dalam Firdaus”.

Di akhir khotbah, lewat peringatan arwah ini Romo Harry mengajak umat agar percaya kepada Yesus yang akan membawa umat-Nya ke dalam kehidupan kekal. “Dalam Injil hari ini, Yohanes berkata bahwa orang yang percaya kepada Yesus akan masuk ke dalam Kerajaan Allah serta mendapat hidup kekal,” pungkas Romo Harry.

Pembakaran intensi doa. (Dok. Jo Hanapi)
Pembakaran intensi doa. (Dok. Jo Hanapi)

Dalam Misa ini juga diadakan prosesi pembakaran intensi doa-doa yang sudah ditulis oleh umat yang hadir sebelum Misa dimulai. Intensi doa-doa tersebut dimasukkan ke dalam Kotak Itensi Doa lalu di bawa maju ke depan altar untuk dibakar dan diberkati oleh Romo Stephanus Royke Djakarya.

Pada akhir Misa Arwah, Romo Roy sapaan Romo Stephanus Royke Djakarya berpesan agar umat beriman juga mendoakan orang-orang yang sudah meninggal. Menurutnya, para arwah perlu didoakan, karena lewat doa-doa orang yang masih hidup, para arwah akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian.

Saat konsekrasi. (Dok. Jo Hanapi).
Saat konsekrasi. (Dok. Jo Hanapi).

A. Nendro Saputro
Pelapor: Anton Sumarjana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini