Taurat, Injil, dan Alquran

1768
Muslim and Christian.
[Godong/Universal Images Group via Getty Images]

HIDUPKATOLIK.com – Pernyataan bahwa “isi dan pesan Alquran sudah sempurna” (HIDUP No. 37, 14 September 2014) mengingatkan saya tentang tren produk elektronik, yang muncul kemudian pasti lebih canggih dan lebih sempurna. Apakah pernyataan ini menyiratkan, Kitab Suci sebelum Alquran dibatalkan atau dihapus?

Alp. Sri Hartatiningsih, Sidoarjo

Pertama, dalam seluruh Alquran tidak ada satu ayat pun yang menyatakan pembatalan atau penghapusan kitab-kitab suci sebelumnya. Beberapa ayat Alquran justru meneguhkan keberadaan Taurat dan Injil, misal Surat Wanita 26, “Allah hendak menerangkan kepada kamu dan menunjukkan kepadamu jalan orang-orang yang dahulu dari kamu….” Peneguhan Alquran atas Taurat dan Injil dikatakan juga dalam Surat Sapi Betina 89, “Dan setelah datang kepada mereka Kitab (Alquran) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka…” dan juga dalam Surat Sapi Betina 101, “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka….” (bdk. HIDUP No. 30, 22 Juli 2012).

Kedua, bukan hanya meneguhkan keberadaan Taurat dan Injil, Alquran menganjurkan, bahkan mewajibkan para pengikut yang bersangkutan untuk menaati dan melaksanakan kitab-kitab suci mereka itu. Surat Musyawarah 13 secara eksplisit meneguhkan, “Allah telah mensyariatkan (memerintahkan) agama sebagaimana telah diwasiatkanNya kepada Nuh, dan yang Kami wahyukan kepadamu dan yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, (yaitu) ‘tegakkanlah agama dan janganlah kamu terpecah-belah padanya.’”

Peneguhan dan anjuran yang mewajibkan bisa dibaca juga di Surat Hidangan 43, “Bagaimanakah mereka dapat menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim mereka padahal di sisi mereka ada Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu. Dan mereka itu bukanlah orang-orang mukmin.” Dan, sekali lagi dalam Surat Hidangan 46, “Dan Kami telah iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa, Putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil di dalamnya (berisi) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu kitab Taurat, dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa.”

Dalam Surat Hidangan 47 juga dikatakan, “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil menghukum dengan apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Dan barangsiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik.” Kutipan-kutipan ini menunjukkan bahwa kitab Taurat dan Injil tetap harus dilaksanakan, dan tidak dibatalkan. Yang dirujuk bukanlah Al Quran, tetapi kitab Taurat dan Injil.

Ketiga, keberadaan para pengikut kitab-kitab suci sebelum Alquran bisa menjadi tempat bertanya bagi Muhammad seperti dikatakan Surat Yunus 94, “Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau.” Pesan yang sama diulangi dalam Surat Lebah 43, “Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kamu kepada mereka yang berilmu (tentang nabi dan kitab), jika kamu tidak mengerti.” Yang dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristiani, yang sudah menerima Kitab Taurat dan kitab Injil sebelum Muhammad menerima Alquran.

Keempat, relasi antara Alquran dengan Taurat menjadi lebih kuat karena kehadiran Alquran diramalkan dalam kitab-kitab Suci sebelumnya, seperti dikatakan Surat Penyair-penyair 196, “Dan sesungguhnya Alquran tersebut di dalam kitab-kitab yang terdahulu (zubur).” Yang dimaksud zubur ialah kitab Mazmur dan kitab-kitab kebijaksanaan ilahi..

RP Petrus Maria Handoko CM

HIDUP No.39, 28 September 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini