Bhinneka Jangan Hanya Slogan

307
Mgr Suharyo (tengah) bersama pastor, umat, perangkat pemerintah dan keamanan melepas burung merpati. [HIDUP/Willy Matrona]

HIDUPKATOLIK.com Nilai-nilai Pancasila harus terus dihidupi untuk keutuhan dan persatuan bangsa. Di momen ulang tahun ke-25, umat Paroki Teluk Gong ingin terus membina persatuan.

Paroki St Philipus Rasul Teluk Gong, Jakarta Utara, merayakan usia perak (25 tahun) berdirinya paroki itu di Keuskupan Agung Jakarta.

Ungkapan syukur atas ulang tahun paroki ditandai dengan beragam kegiatan, antara lain menanam pohon zaitun dan pelepasan beberapa ekor merpati di halaman gereja oleh Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, Kepala Paroki Teluk Gong Pastor Donatus Angur CP, Ketua Panitia Rusli Tantri, Camat Penjaringan Muhammad Andri, dan Lurah Pejagalan Yogara Fernandez Pasaribu, di halaman gereja, Minggu, 6/5.

Pada kesempatan itu, Mgr Suharyo mengingatkan kembali akan pentingnya memegang teguh nilai-nilai Pancasila bagi umat Katolik. “Pancasila bukanlah persoalan yang baru dua tiga tahun belakangan ini tapi telah jauh mengakar dalam sejarah bangsa Indonesia bahkan jauh sebelum Sumpah Pemuda. Untuk itu nilai-nilai Pancasila harus terus dihidupi untuk keutuhan dan persatuan bangsa.”

Mgr Suharyo menyerukan agar umat terlibat aktif dalam upaya menjaga kebhinnekaan. Kebersamaan dengan masyarakat dan setiap usaha bersama untuk mewujudkan kebaikan bersama harus tetap dijalankan. Hal ini sangat penting untuk menangkal isu-isu yang kontra Pancasila.

Mgr Suharyo saat memimpin Misa HUT ke-25 Paroki St Philipus Rasul Teluk Gong.
[HIDUP/Willy Matrona]
Dalam khotbahnya Mgr Suharyo juga memberi ucapan selamat dan apresiasi kepada segenap umat Paroki Teluk Gong. Usia 25 tahun menjadi waktu yang tidak pendek, banyak dinamika dan perkembangan umat yang harus disyukuri.

Meski begitu, Mgr Suharyo mengajak umat untuk tetap bersemangat dalam mewujudkan Gereja yang lebih mampu mewujudkan Kerajaan Allah di tengah masyarakat. Sementara Muhammad Andri mengapresiasi kehadiran dan peran Paroki Teluk Gong.

Kehadiran Gereja Philipus Rasul yang selalu memberikan pelayanan dan kerjasama tidak hanya kepada umat Katolik tapi juga umat lintas agama sekitarnya. Ia mengharapkan semoga Paroki ini semakin meningkatkan pelayanan.

“Kerja sama kita baik, kerukunan dan komunikasi umat beragama di sini juga terjalin secara baik. Ini harus terus berlanjut dan tidak boleh ada yang mengubahnya,” tegasnya.

Kenduri kali ini memiliki warna berbeda karena gerakan bersama “Kita Bhinneka Kita Indonesia” lebih terasa. Romo Dion, sapanya, mengungkapkan Paroki Teluk Gong merupakan rumah pengungsian yang nyaman bagi warga sekitar tiap terjadi banjir yang melanda daerah itu.

“Gerakan ini bahkan bukan hanya untuk umat paroki tapi juga untuk umat beragama lain. Ini tidak hanya slogan dan lagu tapi gerakan sosial kita terasa sampai kepada mereka.” Romo Dion menyerukan agar pada Tahun Persatuan ini umat Paroki dapat terus meningkatkan usaha mereka dalam membina kerukunan dengan anggota masyarakat di sekitar.

Umat juga harus semakin terlibat dalam setiap kegiatan masyarakat. “Paroki ini memiliki keterlibatan dan keberpihakan (dengan warga sekitar) yang menyatukan lintas suku, ras, dan agama,” pungkasnya.

 

Willy Matrona

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini