Kesatuan dan Keanekaragaman

394

HIDUPKATOLIK.com Hari Raya S. Petrus dan S. Paulus; Kis. 12;1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 16:13-19

Gereja yang berdiri di atas dasar batu karang iman Santo Petrus (lih. Mat. 16:18), merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus, secara bersamaan. Dua Rasul yang menjadi lambang kesatuan dan keragaman dalam Gereja, pestanya dirayakan bersama tak terpisahkan.

Rasul Petrus yang menerima “sabda bahagia” dari Yesus, menjadi lambang kesatuan pengakuan iman seluruh Gereja semesta akan dasar batu karang sejati, yang menjadi “batu penjuru”, Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup.

Namun, kesatuan kokoh itu bukan berarti keseragaman mutlak yang mengebiri dinamika Roh Kudus Allah untuk menyatukan semua bangsa dalam gerak keselamatan yang sama. Santo Paulus, Rasul Bangsa-Bangsa, menyadarkan bahwa misi Yesus Kristus bukan “sentripetal” (memusat di “Gunung Sion”), melainkan “sentrifugal” (menyebar sampai ke bangsa-bangsa lain di “seberang samudera”).

Santo Petrus dan Santo Paulus dirayakan bersama pestanya. Keduanya sama-sama dipanggil menjadi Rasul karena kelimpahan rahmat dan kerahiman di luar batas-batas kedosaan mereka.

Gereja pun diundang untuk selalu berjuang dalam kelemahan dan keterbatasan, mengusahakan kesatuan dalam keanekaragaman ekspresi iman itu.

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini