Yesus Guru Ilahi

126
Sr Grasiana PRR

HIDUPKATOLIK.com 1 Raj. 18:41-46; Mzm. 65:101bcd, 10e-11,12-13; Mat. 5:20-26

KETIKA para ahli Kitab Yahudi menulis “hukum” tidak sesuai dengan kehendak Allah, mereka sering menyiasatinya dengan perkataan: “Allah mengatakan…” atau “seperti tertulis” atau “kamu telah mendengar” (Mat 5:21, 27).

Selanjutnya ada interpretasi tentang hukum namun sangat kontradiktif. Jauh berbeda dengan cara Yesus mengajar dan menafsir hukum. Dia mengajar hukum tentang pembunuhan (Kel 20:13), perzinahan (Kel 20:14), dll. Di dalam semuanya itu, Yesus menambahkan sesuatu yang lain dengan ungkapan, “Namun, Aku berkata kepadamu” (Mat 5:22,28).

Para pembaca injil Matius dari kalangan Yahudi langsung mengerti bahwa Yesus sedang menempatkan diri-Nya di hadapan Allah. Diri-Nya sendiri adalah pemberi hukum. Yesus menekankan tindakan moral yang bersumber dari pertimbangan dan keputusan “hati”.

Hukum Yahudi menekankan berbagai aturan, upacara keagamaan untuk pemulihan seseorang dari dosa. Yesus menekankan transformasi hati, perubahan radikal untuk melakukan sesuatu atas dasar iman dan kasih.

Saat ini, kebencian, permusuhan, dendam, perang, kekerasan, perpecahan antar suku bertumbuh subur di mana-mana. Yesus memberi pesan akan pengampunan dan perdamaian bagi dunia. Ia telah mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya. Bagaimana peran orang Kristen dalam membangun rekonsiliasi saat ini?

Sr Grasiana PRR – Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini