HIDUPKATOLIK.com – Buku saku berisikan Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) berjudul Panggilan Gereja Dalam Hidup Berbangsa, “Menjadi Gereja yang Relevan Dan Signifikan” menjadi buku acuan dalam program Workshop Audio Visual yang diadakan oleh KWI.
Rumah Retret Canossa, Tangerang Selatan menjadi tempat berlangsungnya pelatihan yang diikuti oleh 56 orang peserta dari beberapa perwakilan Seksi Komunikasi Sosial (Komsos) mulai Minggu-Selasa, 27-29 Mei 2018.
Buku setebal 46 halaman tersebut mencermati realitas bangsa saat ini dan mengulas beberapa faktor penyebab. Untuk itu Negara harus hadir, diantaranya dengan menetapkan UU no.2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan melakukan pembangunan di berbagai bidang, mulai dari pinggiran/ tempat yang terpencil, yang kurang mendapatkan perhatian selama ini.
Buah pemikiran kedua dari para Uskup yang dituangkan dalam nota tersebut ialah untuk menjadi gereja yang relevan dan signifikan, dengan perutusan gereja yang menghadapi persoalan sosial politik, ekologi, dan khususnya tahun politik (elektoral) yang akan datang.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, Pastor Kamilus Pantus menegaskan pula tentang sikap KWI yang tidak pernah turun ke jalan menentang kebijakan pemerintah.
“Kalau ada, itu bukan dari KWI, karena Uskup selalu mengatakan, ketika ada kebijakan pemerintah yang salah, tidak harus turun ke jalan, tetapi ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah,” ujar imam yang pernah berkarya di Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT).
Imam lulusan Universitas Urbaniana Roma itu kemudian mencontohkan tentang kasus hukuman mati. “Yang diperbuat oleh Paus adalah menulis surat dan mengirim itu. Itu adalah cara elegan yang memiliki efek yang baik, dengan jalur komunikasi.”
Pastor Kamilus menuturkan tantangan yang dihadapi oleh para peserta pelatihan ini, yaitu bagaimana menyuarakan pesan Uskup dengan cara kita, dengan buku Nota Pastoral yang diberikan.
A.Bilandoro