Ronalius Bilung MSF: Agama dan Budaya

436
Ronalius Bilung MSF [HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]

HIDUPKATOLIK.com – UPACARA kematian di banyak budaya menjadi peristiwa yang penting. Hal ini juga ditemukan dalam Budaya Dayak Bahau di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Orang Dayak Bahau percaya bahwa setelah kematian akan ada keselamatan bagi setiap orang yang meninggal itu.

Kekayaan budaya Dayak inilah yang coba digali oleh Frater Ronalius Bilung MSF dalam tugas akhirnya di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, Jawa Timur. Fr Ronal ingin mendalami adanya keselarasan antara budaya dengan nilai-nilai ajaran Kristiani.

Menurutnya, Gereja harus dapat berdialog dengan budaya-budaya tempat ia berkembang. Dengan dialog ini, setiap nilai iman yang disampaikan akan dapat diterima. “Gereja harus dapat berdialog dengan budaya di mana dia berkembang,” ungkap kelahiran Tering, 25 Maret 1990 ini.

Sebagai orang Dayak, Fr Ronal terpanggil untuk dapat menggali lebih dalam nilai-nilai budaya Dayak Bahau. Ia meyakini bahwa di dalam budaya itu juga terkandung banyak nilai yang selaras dengan nilai Kristiani.

“Nilai-nilai itu ada terkandung dalam budaya, hanya saja selama ini tidak digali,” ungkap calon imam Kongregasi Keluarga Kudus (MSF) ini. Fr Ronal mengenang bagaimana para misionaris MSF akhirnya masuk dalam Budaya Dayak.

Keberhasilan ini tentu berkat kemampuan mereka membahasakan ajaran Gereja ke dalam budaya itu. “Yesus juga sebenarnya mengaktualisasikan apa yang diajarkan di dalam budaya. Ketika mengajar, Yesus memperhatikan juga budaya orang di zaman-Nya.”

Antonius E.Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini