HIDUPKATOLIK.com – Pada tahun 1999 Mikhail David (1960-2013) dan Ary Sutedja mendirikan sebuah Yayasan JakArt. Sebuah organisasi berbasis akar-rumput itu bertujuan untuk mendemostrasikan, mengekspos, membagi, mengajak, dan mempromosikan seni melalui berbagai macam program dan kegiatan.
JakArt selalu bervisikan bahwa kreativitas adalah jiwa dari manusia, dan promosi seni akan mendukung, tidak hanya dalam segi pengembangan atau pembangunan masyarakat tetapi juga dalam nilai-nilai kemanusiaan.
Tahun ini, Yayasan JakArt mengadakan rangkaian konser keempatnya di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang pada Selasa, 17/4. Konser ini didedikasikan untuk mengenang salah satu pendiri JakArt, Alm. Nicolas Mikhail David.
“Dengan mengangkat tema “Ruang Berbagi” (Space for Sharing), harapannya konser ini dapat menjadi manifestasi dalam kehidupan masyarakat di segala tempat,” ungkap Yefta Tandiyo selaku Ketua Pelaksana rangkaian konser “Ruang Berbagi”.
Ia menuturkan bahwa rangkaian konser ini sebelumnya telah dilaksanakan di tiga tempat berbeda, seperti di ISI Padangpanjang, Sumatera Barat (12/4), Sheraton Grand Jakarta, Gandaria City Jakarta (15/4), dan Museum Oei Hong Djie, Magelang (17/4). “Seminari Mertoyudan dipilih menjadi tempat konser terakhir karena memiliki ruang artistik yang bagus dan dapat menginspirasi banyak orang,” lanjut Yefta.
Moderator Canista (Canisii Seminarium Shympony Orchestra) Seminari Mertoyudan Pastor Paskalis Bayu Edvra, mengatakan bahwa para seminaris perlu mengenal musik. “Musik adalah bahasa keindahan yang universal, maka penting bagi para calon imam untuk menyadari hal itu,” tuturnya.
Dalam konser ini para penonton disuguhkan dengan penampilan dari tiga musisi dunia seperti pemain oboe asal Korea, Soun Youn Yoon, yang merupakan rekan dari Royal College of Music in London.
Kemudian salah satu violist terkemuka di Korea, Seung Yong Choi, dan seorang pianis bergelar “Master of Music” di bidang Seni Pertunjukkan Piano dari Universitas Townson di Baltimore, Maryland, Ary Sutedja.
Hadir juga sebagai penambah kemeriahan yakni Paduan Suara Serafim yang menyanyikan lagu Indonesian Folk Melody, dan penyanyi asal Magelang, Katrin Handayani yang menyanyikan lagu Guruh Soekarnoputra.
Ketiga musisi dunia tersebut memainkan berbagai lagu kelas dunia. Adapun diantaranya Suita for Cello karya J.S Bach, Tanti Anni Prima dan Oblivion karya Astor Piazzolla, Gabriel’s Oboe karya Ennio Morricone, Piano Trio for Oboe, Viola, Piano in E flat major – K 498 mov.3 karya W.A. Mozart, Andante e Rondo Ungarese karya Carl Maria V. Weber, Ionian suite op.7 (II, IV, V) karya Manos Hadjidakis, dan Fritz Kreisler karya Liebesfreud.
Penonton sedemikian takjub atas penampilan mereka. Di penghujung pementasan, hampir semua penonton memberikan standing applause kepada ketiga bintang dalam konser ini.
Ary Sutedja mengungkapkan bahwa musik itu indah. Lewat bermusik, kita bisa merasakan keserasian antara ritme dan melodi yang menciptakan harmoni, sehingga mampu menyegarkan hati dan jiwa.
“Musik tak hanya soal instrument, tapi juga soal vocal. Kita bisa menciptakan musik yang indah, jika kita mau untuk terus berlatih, punya tekad dan target untuk menguasai musik tersebut,” pesan Ary Sutedja usai konser.
Beda Holy Septianno/Fidelis Gede David R/Maximillian Monaco Nahak S