PARA USKUP MENDALAMI TOPIK KORUPSI

162
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Ignasius Suharyo menyerahkan plakat kepada Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Alexander Marwata. Alex menjadi salah satu pembicara dalam hari studi para Uskup, di kantor KWI, Jakarta Pusat, Senin, 31/10 (Foto: HIDUP/Yanuari Marwanto)

HIDUPKATOLIK.com – HARI studi bersama para Uskup mengawali sidang tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Pada kesempatan itu, para Uskup mendalami sebuah topik, baik itu teologi, seruan apostolik, maupun problem sosial. Hari studi bersama yang berlangsung pada Senin, 31 Oktober-2 November 2016, di kantor KWI, Jalan Cut Meutiah, Jakarta Pusat, para Uskup Indonesia membedah soal korupsi.

Tema yang dipilih adalah “Membedah dan Mencegah Mentalitas Serta Perilaku Koruptif”. Pada kesempatan itu hadir sebagai pembicara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan; Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Alexander Marwata; Koordinator Indonesia Corruption Watch, Adnan Topan Husodo; dan aktivis Gerakan Ehem, Justina Rostiawati dan Royani Ping.

Menurut Ketua KWI, Mgr Ignatius Suharyo, pemilihan tema itu agar para Uskup bisa melibatkan diri dalam keprihatinan yang dialami oleh masyarakat dan Bangsa ini. Masalah korupsi, imbuh Mgr Suharyo, belakangan ini menjadi berita utama setiap hari di media Indonesia. Meski demikian, korupsi bukan topik baru yang dibahas oleh para Uskup.

Pada 2004, lanjut Mgr Suharyo, KWI pernah mengeluarkan Nota Pastoral berjudul “Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa”. Dalam Nota Pastoral itu, korupsi ditempatkan sebagai masalah utama yang merusak keadaban publik di negeri ini.

Lebih lanjut, mengutip seruan Paus Fransiskus dalam Bulla Pemakluman Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah, Paus menganalogikan korupsi sebagai luka-luka bernanah. Luka-luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat.

Uskup kelahiran Sedayu, Yogyakarta, 9 Juli 1950 itu berharap, setelah tiga hari mendalami soal korupsi, para Uskup tak hanya semakin memahami dan menyadari betapa korupsi sungguh merusak kehidupan bangsa, tetapi lebih dari itu buah-buah hari studi ini bisa melahirkan semakin banyak gerakan anti korupsi yang diprakarsai oleh komunitas-komunitas Gereja Katolik di tiap Keuskupan.

Marchella A. Vieba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini