HIDUPKATOLIK.com – Usai Misa Krisma yang diadakan pada Kamis, 29/3 lalu di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Hidup juga turut menjumpai Pastor Martinus Hadisiswoyo, SJ, di pelataran parkir Mesjid Istiqlal.
Gembala umat yang tinggal di pastoran Theresia ini mengungkapkan kesannya dalam misa Krisma saat itu, tentang banyaknya Jesuit yang datang, entah yang muda dan tua, sementara sebelumnya tidak begitu banyak.
Baca juga: http://www.hidupkatolik.com/2018/03/31/19594/tahun-ini-lebih-buanyak-para-imam/
“Ini tidak bisa dilepaskan dari rekoleksi yang dibimbing oleh Uskup KAJ, dengan tema Sentire Cum Ecclesia, kesepahaman dengan Gereja, sebagai wujud nyata dengan mengikuti misa Krisma, kita merasa satu sebagai yang dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi Imam,” ujar Pastor Martinus yang sehari-harinya berkarya sebagai Direktur Perkumpulan Strada di Jl. Gunung Sahari no.88, Jakarta Pusat.
Menanggapi tentang homili yang disampaikan oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Mgr. I.Suharyo dalam misa Krisa tersebut, Pastor Martinus menyinggung tentang perananan pemimpin umat di paroki yang terkadang sangat menonjol.
“Tanpa disadari klerikalisme itu muncul dalam diri para Pastor, ini sebagai bahan refleksi dalam misa Krisma, yang turut memperbaharui janji imamat dari para Pastor, untuk mengurangi kesan klerikalisme,” katanya, sembari merujuk pada pesan dari Uskup KAJ, dengan menjadi imam/ gembala yang baik dan murah hati.
Pastor Martinus turut menceritakan sedikit tentang Sekolah Strada yang berjumlah 71 Sekolah, tersebar di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Bekerjasama dengan para Pastor Paroki di KAJ dan terdapat sekolah Strada, turut mengemban misi yang sama, sesuai arah dan Dasar KAJ,” ungkapnya.
Antonius Bilandoro