Memberi Teladan Kasih

200
Mgr. Pius Riana Prapdi

HIDUPKATOLIK.com – Radikalisme agama mempercayai bahwa perubahan dapat dilakukan secara radikal (dari akar-akarnya). Tetapi, radikalisme dipahami secara keliru, yaitu dengan cara tidak damai. Maka radikalisme agama menjadi kebanggaan berlebihan, hingga merendahkan pihak lain. Sikap seperti ini menimbulkan tindakan yang intoleran, tertutup, dan mementingkan kelompok sendiri.

Orang-orang yang berpandangan demikian mudah sekali menebarkan kebencian, permusuhan kepada pihak yang berbeda dalam cara menghayati kehidupan religiusitas. Kadangkala mereka menggunakan cara-cara kekerasan atau tak menghormati perbedaan yang merupakan realitas sosial. Misalnya, ujaran-ujaran kebencian, poster-poster yang menciderai pemeluk agama lain.

Maka baiklah kita berusaha untuk terus bersama orang muda dan dengan cara yang sesuai untuk mengenal dan menghayati ajaran Gereja Katolik. Orang muda Gereja mesti terus-menerus menghadirkan cinta kasih dalam berbagai sisi kehidupan, berbagai media, serta ruang-ruang publik.

Dalam arti ini, Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) terus berusaha mengedepankan program-program yang membantu kaum muda, seperti training for trainer, pendampingan OMK, Youth Day, perjumpaan dari hati ke hati, baik tingkat Keuskupan maupun Paroki. “Semua itu dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan cinta kasih, agar orang muda menjadi pribadi yang aktif dan berdaya ubah.”

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini