Flobamorata Bale Nagi dan Rayakan Indahnya Kebhinnekaan di SanCLA

570
suasana pengukuhan pengurus flobamorata

HIDUPKATOLIK.COM – Flobamorata SanCLA Merayakan Kebhinnekaan

Untuk menyambut dan menghidupi tema pastoral Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) tahun 2018 “Amalkan Pancasila, Kita Bhinneka, Kita Indonesia”, umat Gereja Katolik Santa Clara, Paroki Bekasi Utara asal NTT (Nusa Tenggara Timur) membentuk Paguyuban Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor dan Lembata). Paguyuban ini dikukuhkan oleh Romo Raymundus Sianipar OFMCap dalam misa inkulturasi Flobamorata pada Sabtu, 9 Desember 2017 lalu di Kapel Santa Clara yang terletak di Taman Wisma Asri, Bekasi Utara.

Pada hari itu, suasana kapel yang terletak di Taman Wisma Asri tampak agak berbeda dari biasanya. Sebagian umat asal Flobamorata mengenakan pakaian daerah masing-masing. “Rasanya, kok, seperti bale nagi (pulang kampung) hari ini,” kata Camilus Mollo, asal Bajawa.

Pada hari itu paguyuban yang mereka sebut “Flobamorata SanCLA” dikukuhkan oleh Romo Raymundus Sianipar, OFMCap selaku pastor paroki. Misa diiringi koor yang membawakan lagu-lagu berbuansa Flobamorata seperti Kami Hamba Pengabdimu ciptaan Ferdy Levi dan Ina Maria ciptaan Thomas Kwaelaga. Ada juga tarian yang dipersembahkan oleh beberapa penari cilik.

Romo Ray menyatakan sangat gembira dengan kehadiran paguyuban tersebut sebab menunjukkan betapa indahnya keberagaman dalam gereja Katolik. “Gunakanlah semua kekayaan iman dan budaya yang indah ini untuk melayani Tuhan,” harap Romo Ray sambil mengungkap harapan akan munculnya kelompok-kelompok etnis yang lain.

Hal senada diharapkan oleh Romo Hendrik Mado SDB. Pastor asal Lembata yang bertugas di Sunter ini diundang secara khusus untuk ikut merayakan Misa pengukuhan tersebut. Setelah mengingatkan pentingnya laku tobat dalam masa Adven, Romo Hendrik mengajak warga Flobamorata di Santa Clara untuk memberikan diri secara aktif dalam pelayanan di gereja. “Membentuk Flobamorata bukan untuk memisahkan diri atau menjadi ekslusif, tetapi untuk semakin aktif melayani Tuhan dengan kekayaan budaya dan iman,” ujar Romo Hendrik dalam khotbahnya.

Sementara itu, ketua Flobamorata Johannes Wahidin mengajak seluruh umat Santa Clara, khususnya yang dari Flobamorata bergabung dalam Paguyuban Flobamorata untuk menyemarakkan pelayanan melalui kekayaan etnis dan budaya daerah.

Pada kesempatan lain, Romo Ray menyampaikan harapan kepada pengurus Flobamorata. “Saya gembira dan menyambut inisiatif umat dari Flobamorata untuk membentuk paguyuban. Namun, upayakan juga melalui paguyuban ini ada sesuatu yang terasa dalam peningkatan daya saing anak-anak dari Flobamorata. Selain itu, upayakan juga ada hal atau pengaruh yang bisa ditularkan dari sini untuk kemajuan kampung halaman di sana. Bahwa kalian ingin menyemarakkan pelayanan di Santa Clara, saya sangat senang, tapi ingat jangan lupa melakukan hal-hal tadi,” katanya.

Seluruh warga Flobamorata yang hadir dan umat lainnya lebur dalam kegembiraan dan rasa rindu kampung halaman. Lagu Mars Flobamora yang dinyanyikan bersama setelah Misa menunjukkan kerinduan itu. Umat berangkulan sambil bernyanyi dan melambai-lambaikan tangan.

Dan mewakili rasa cinta warga Flobamorata kepada Gereja Santa Clara, Johanes Wahidin menyerahkan sebuah stolla dari kain tenun kepada Romo Ray. “Terimalah, Pastor tanda kasih kami,” ucap pria asal Manggarai ini singkat.

Emanuel Dapa loka

(ab)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini