Lagu Natal Islam, Sebuah Paradoks Kebhinekaan

12041

HIDUPKATOLIK.COM – Barangkali anda ingat dengan lagu Natal berjudul “Deck the Halls”, khususnya pada bagian “Fa, la, la, la, la, la, la, la, la!”. Tetapi bagaimana apabila lirik lagu tersebut diganti dengan lirik yang bernuansa Islami..?

Adalah Raef, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Washington, Amerika, yang menyanyikan lagu “The Muslim Christmas Song” dengan irama yang sama persis dengan lagu “Deck the Halls”. “Lagu Natal Muslim” ini sebenarnya dirilis tahun lalu (26 Desember 2016) oleh Awakening Records, label produksi musik asal Inggris yang melahirkan karya musik beraliran Islam modern.

Raef – The Muslim Christmas Song (Deck the Halls Cover)

Raef diperkenalkan ke pentas nasional setelah band ketiganya “Great Seneca” melakukan tur ke Amerika Serikat sebagai bagian dari inisiatif “Voices for Change”. Tak lama kemudian, Raef bergabung dengan “Poetic Vision Tour”, sekelompok musisi dan penyair yang didedikasikan untuk mengilhami pembaruan spiritual dan budaya.

Banyak orang tentu mempertanyakan, mengapa Raef yang beragama Islam, menyanyikan kembali lagu natal dengan nuansa Islami, bahkan pada tayangan video clip seolah turut merayakan Natal seperti umumnya umat Kristiani.

Beberapa potongan lirik lagunya yang terdengar nyeleneh (dengan terjemahan) :

Search the sky for light and glory, La ilaha illa Allah (there is no god but Allah) // carilah langit untuk cahaya dan kemuliaan, La ilaha illa Allah (tidak ada tuhan selain Allah)

The moon will smile, don’t you worry, La ilaha illa Allah // Bulan akan tersenyum, janganlah kamu khawatir, La ilaha illa Allah

Upon Muhammad, peace and blessings, La ilaha illa Allah // Atas Muhammad, damai dan berkah, La ilaha illa Allah

Join together Let us all sing! La ilaha illa Allah // Bergabung bersama, marilah  kita semua bernyanyi! La ilaha illa Allah

Peace upon the son of Mary, La ilaha illa Allah // Damai atas putra Maria, La ilaha illa Allah

Jesus sent with love and mercy, La ilaha illa Allah // Yesus diutus dengan cinta dan belas kasih, La ilaha illa Allah

Mengakhiri video clip tersebut, Raef pun seolah ingin menjelaskan kepada para penontonnya dengan sebuah pesan dari ayat suci Al Quran, surah Al-Imran 3:45: (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al- Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (sumber: https://www.isadanalquran.com/Al-Imran-345/).

surah Al-Imran 3:45

Lagu Natal Islam ini bisa jadi sebuah paradoks atas keyakinan yang sedemikian mendalam bagi sebagian penganutnya, yang tentunya tetap perlu dihormati, namun bisa juga menjadi media seni kreatif yang sedemikian asik untuk didengarkan, bernuansa toleransi dalam kebhinekaan, tidak canggung untuk hidup berdampingan dalam kehangatan yang otentik, bukan sekadar formalitas tahunan.

Seperti pesan (thread) salah satu penikmat video tersebut, “ShaniaTivanyVLOGS”, seorang remaja muslim beropini bahwa Raef menyanyikan lagu tersebut dengan tujuan untuk mengetahui Yesus dalam pandangan Islam, sambil menyebarkan cinta kasih dan kedamaian melalui musiknya. 

Nah, bagaimana dengan anda, apakah Lebaran nanti berencana untuk membuat lagu religius seperti nasyid (nyanyian bercorak Islam dan mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi) bernuansakan lagu Kristiani? Katakanlah lagu “Selamat Hari Lebaran, Minal Aidin Wal Faidzin” dinyanyikan dengan irama “Jingle Bells” misalnya, mungkin akan mengundang sebuah polemik.

Dalam rangka kreatifitas lagu Kristiani lainnya yang dinyanyikan dalam bahasa Arab (Arabic) misalnya, kedua lagu dibawah ini pun seolah ingin menyampaikan pesan bahwa memuji dan memuliakan Tuhan dengan sepenuh hati tidaklah terbatas pada satu dikotomi bahasa tertentu saja.

  • Lagu “Tuhan Kau Gembala Kami” dari Kidung Jemaat no.407 atau Puji Syukur no.542:
    https://www.youtube.com/watch?v=RLUOXE-KB5M
  • Nicole Saba, penyanyi asal Libanon yang menyanyikan lagu “Christmas Medley”, dirilis sejak 22 Desember 2014: https://www.youtube.com/watch?v=wrXjzsjr2HU

Terlepas dari beraneka pendapat dan kontroversi yang muncul terhadap lagu tersebut, terselip kata “Join together Let us all sing“, kiranya menjadi sebuah ajakan kebersamaan untuk bernyanyi semuanya dalam sukacita dan damai yang sungguh dapat kita bagikan pada saat hari besar keagamaan, untuk dirayakan sebagai persahabatan yang nyata.

(A.Bilandoro)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini