Katedral, Takhta Uskup

440
Katedral pertama: Katedral pada masa Vikariat Apostolik Batavia.
[NN/Dok.CLC]

HIDUPKATOLIK.com – Katedral berakar dari kata Latin cathedra yang berarti kursi atau takhta uskup. Takhta ini biasa ditempatkan di sebuah gereja yang menjadi pusat atau induk dari sebuah keuskupan. Karena ada takhta uskup, gereja tersebut kerap disebut katedral.

Di katedral inilah, seorang uskup memimpin perayaan Ekaristi serta upacara liturgi lain. Katedral menjadi simbol tempat uskup mengajar, yang menunjukkan martabat uskup. Uskup adalah imam utama. Ia ditahbiskan dengan imamat penuh. Ia adalah guru, gembala, dan pemimpin. Tugas mengajar ternyatakan secara khusus melalui katedral.

Takhta uskup hanya boleh diduduki oleh uskup yang memimpin wilayah keuskupan tersebut. Jika ada uskup dari keuskupan lain memimpin perayaan Ekaristi dalam katedral tersebut, maka ia tidak diperkenankan duduk di takhta uskup dalam katedral itu.

Katedral tak selalu berupa gereja yang besar, megah, dan indah, walaupun katedral kerapkali disamakan dengan gedung besar yang mewah. Hal ini disebabkan pada Abad Pertengahan, pada umumnya katedral dibangun di tengah kota, berupa bangunan yang menjulang tinggi, luas, dan dipenuhi hiasan seni yang bermutu tinggi.

Katedral pertama di Indonesia ada sejak 1845, saat Prefektur Apostolik Batavia diangkat menjadi Vikariat Apostolik Batavia. Bangunan yang pernah menjadi kediaman panglima tentara ini diubah menjadi gereja pada 1829. Tapi, katedral ini ambruk pada 1890, lalu dibangun kembali menjadi Katedral St Perawan Maria Diangkat ke Surga Jakarta. Katedral ini bagai seorang ibu yang melahirkan katedral-katedral di seluruh Indonesia.

Y. Prayogo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini