Dunia Memandang Kesaksian Romero

1610
Relikwi: Delapan imam mengusung relikwi berupa kemeja Beato Romero yang bersimbah darah.
[catholicherald.co.uk]

HIDUPKATOLIK.com – Usai penantian selama 35 tahun, akhirnya Paus Fransiskus merestui dekrit kemartiran Mgr Romero. Ratusan ribu umat di San Salvador merayakan beatifikasi martir pembela kaum miskin dan tertindas itu.

Sekitar tiga ratusan ribu umat tampak memadati Lapangan Sang Penyelamat Dunia, San Salvador, Sabtu, 23/5. Umat berbondong-bondong datang dengan membawa spanduk dan gambar Mgr Oscar Arnulfo Romero y Galdamez ditangan mereka. Beberapa umat juga terlihat mengenakan kaos bergambar wajah Romero.

Keceriaan menghiasi wajah umat yang hadir dalam perayaan beatifikasi Uskup Agung San Salvador ini. Umat bersyukur, penantian panjang mereka selama 35 tahun terpenuhi sudah dengan gelar beato untuk Uskup Agung yang ditembak saat memimpin Misa, 24 Maret 1980.

Misa beatifikasi Romero juga dihadiri oleh empat presiden di Amerika Latin dan enam kardinal: Kardinal Oscar Andres Rodriguez Maradiaga (Honduras), Kardinal Leopoldo Brenes (Nikaragua), Kardinal Jaime Ortega (Cuba), Kardinal Jose Luis Lacunza (Panama), Kardinal Roger Mahony (Amerika Serikat), Kardinal Angelo Amato (Italia), dan Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga sekaligus postulator proses penggelaran kudus Romero, Mgr Vincenzo Paglia. Nampak pula ratusan uskup agung dan uskup dari negara-negara tetangga, imam, serta biarawan-biarawati.

Kardinal, uskup, imam mengenakan stola yang dihiasi dengan tulisan moto episkopal Uskup Agung Romero: “Sentir con la iglesia” atau “seperasaan dengan Gereja”, atau “berpikir bersama Gereja”.

Keadilan dan perdamaian
Misa beatifikasi Romero diawali dengan prosesi dari Katedral San Salvador, tempat jenazah Mgr Oscar Romero dibaringkan di makam ruang bawah tanah, menuju Lapangan Sang Penyelamat Dunia. Jarak kedua tempat itu sekitar 2, 5 kilometer.

Delapan imam mengusung kotak kaca berisi relikwi Romero menuju altar. Relikwi ini berupa kemeja bersimbah darah yang di kenakan Romero ketika ia ditembak. Selama relikwi diarak, beberapa imam berusaha mengulurkan tangan untuk menyentuh kotak kaca tersebut dan kemudian membuat tanda salib. Demikian diberitakan Catholicherald (24/5).

Beato Romero merupakan salah satu tokoh cerdas dan suci yang memiliki peran penting bagi Gereja Amerika. Demikian diungkapkan Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus, Kardinal Angelo Amato SDB dalam homili Misa beatifikasi “Syukur kepada Allah atas ini semua. Kenangan tentang Romero terus hidup di dalam benak orang miskin dan terpinggirkan,” ujarnya.

Kardinal Angelo Amato juga mengungkapkan harapannya agar perhatian dan kepedulian terhadap orang miskin seperti yang dilakukan Mgr Romero dapat dilakukan oleh seluruh umat, sehingga kehidupan orang miskin menjadi lebih baik. Ia pun berharap, kekerasaan di San Salvador bisa dihentikan dan perdamaian serta persaudaraan bisa diwujudkan di tengah konflik yang sudah terjadi 12 tahun terakhir ini. Kardinal Angelo Amato menandaskan bahwa Romero bukanlah simbol kekuasaan, tetapi simbol perdamaian.

Seperti diberitakan Catholic News Service (5/2), Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga Mgr Vincenzo Paglia mengatakan usulan beatifikasi Mgr Romero dilatar belakangi oleh perjuangannya melawan rezim militer guna memuliakan martabat kaum miskin di El Salvador. “Pengorbanan Mgr Romero mengungkapkan bagi kita sebuah persatuan dan perdamaian. Saya yakin, beatifikasi akan mendatangkan keajaiban besar dan menjadi kesempatan pertemuan persaudaraan rakyat El Salvador, mengatasi setiap masalah politik, sosial dan ekonomi.”

Kekuatan Kasih
Paus Fransiskus mengirimkan surat kepada Uskup Agung San Salvador, Mgr José Luis Escobar Alas untuk beatifikasi. Dalam pesannya, Bapa Suci mengatakan, “Uskup Agung Romero membangun perdamaian dengan kekuatan kasih, memberi kesaksian iman dan menyatakan iman dengan hidupnya. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesulitan, dan selalu menunjukkan diri-Nya dalam kecemasan dan kebutuhan Anda.”

Seperti dilansir Radio Vatikan (23/5), Bapa Suci mengajak seluruh umat, teristimewa umat El Salvador dan negara-negara tetangganya, Amerika Latin untuk mengucap syukur kepada Allah atas kemartiran Beato Romero. Beato Romero memiliki kemampuan untuk melihat dan mendengar penderitaan rakyatnya.

Dengan keteladanan Beato Romero, Gereja El Salvador, Amerika, dan seluruh dunia dipanggil untuk mengupayakan bersama perdamaian, persaudaraan, dan solidaritas. “Uskup Agung Romero mengajak kita untuk berefleksi, menghormati kehidupan dan menjaga harmoni. Kita mesti menghentikan kekerasaan, kebencian, dan mengatasi keegoisan diri,” demikian Paus Fransiskus.

Mgr Romero, 35 tahun lalu, di tembak kelompok sayap kanan yang berkuasa yang didukung Amerika Serikat. Kini, berkenaan dengan beatifikasinya, Presiden AS Barack Obama mengirim ucapan selamat kepada El Salvador. “Uskup Romero menjadi inspirasi baik di El Salvador maupun seluruh Amerika,” katanya. Obama melukiskan Romero sebagai pemberani yang tak gentar menghadapi kejahatan demi umatnya yang dicintai, terutama yang miskin dan tertindas.

Sementara itu, Pater Estefan Turcios, imam Gereja St Antonius Padua, Soyapango, El Salvador dan direktur nasional Misi Kepausan Masyarakat di El Salvador merasa gembira dan bersyukur atas beatifikasi Romero. Sebelum konflik El Salvador, Pater Turcios dipenjara karena membela hak-hak orang miskin. Mgr Romero membantu untuk membebaskannya.

“Dengan mempelajari kisah hidup Beato Romero, kita akan menemukan semua kebenaran Injil yang membuatnya mempertahankan hidup, berjuang untuk orang miskin dan Gereja” kata Pater Turcios.

Maria Pertiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini