Pesona Karmel

1841
Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM.
[Dok.HIDUP]

HIDUPKATOLIK.comMgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Bogor

Bisa dikatakan salah satu buah dari Pembaruan Karismatik di Indonesia adalah lahirnya Serikat Putri Karmel (PKarm) dan Carmelite Sancti Eliae (CSE). Kehadiran dua kongregasi ini tak lepas dari sosok Romo Yohanes Indrakusuma CSE. Dua kongregasi ini berasal dari warisan Karmel abadi yang diperkaya dengan semangat Nabi Elia.

Mgr Paskalis mengatakan, sebagai bagian dari reksa pastoral Keuskupan Bogor, Kongregasi CSE hadir bak oase di tengah kekeringan. Tak bisa dipungkiri, misal Lembah Karmel Cikanyere seakan menjadi bumi indah bagi setiap orang yang datang mencari Tuhan. Karmel menjadi lambang sukacita dan pertobatan bagi setiap orang yang rindu akan Allah. Meskipun spiritualitas kontemplatif menjadi daya pikat anggota PKarm dan CSE, tetapi pastoral kehadiran bagi umat juga tak bisa ditinggalkan oleh mereka.

Mgr Paskalis yakin, kehadiran Romo Yohanes lewat karya-karyanya membantu umat untuk menemukan hidup rohani dengan jalan-jalan sederhana tapi membahagiakan. Menjadi penting ketika umat datang dan berdoa mereka mengalami persatuan mesra dengan Allah.

Penyatuan dengan Allah dalam misteri kontemplasi membuat kehidupan rohani Romo Yohanes makin kuat, bahkan saat pesta emas imamat ini. Sebagai gembala umat di Keuskupan Bogor, Mgr Paskalis berharap, agar kesaksian hidup Romo Yohanes juga menjadi kesaksian hidup para imam yang lain. “Pesta emas imamat Romo Yohanes kiranya menginspirasi para imam lainnya agar bisa kembali menguatkan kehidupan rohani masing-masing.”

Bersemuka dengan Allah
Romo Ignatius Budiono OCarm, Provinsial Ordo Karmel Indonesia

Sepuluh tahun lalu, Romo Yohanes Indrakusuma CSE pernah memberkati Romo Ignatius Budiono OCarm. Saat penumpangan tangan, Romo Yohanes berbisik, saya melihat anda akan memimpin konfrater Karmel nanti. Itu terbukti dengan diangkatnya
Romo Budiono menjadi Provinsial Ordo Karmel Indonesia. Bagi Romo Budiono, Romo Yohanes seorang imam yang sungguh menghayati spiritualitas Karmel. Spiritualitas bersemuka dengan Allah sangat terasa dari hidupnya. Hal itu kelihatan saat Romo Yohanes masih menjadi novis. Suatu saat, cerita Romo Budionon, Romo F.J.M. Kutschruller OCarm, Magister Romo Yohanes pernah bercerita. Ketika masih novis di Biara Karmel Batu, Romo Yohanes pernah mengeluh soal waktu doa. Ia meminta kepada Romo Kutschruller agar waktu doanya diperpanjang. Tetapi Romo Kutschruller berkata, tetapi teman-temanmu ingin supaya jam rekreasi ditambah.

Pengalaman ini membuat Romo Budiono yakin, satu kekuatan utama Romo Yohanes adalah doa. Ketika menjadi CSE, penyatuan spiritualitas Karmel dan Karismatik meneguhkan semangat hidup ini. Hasil dari penyatuan dua semangat hidup ini mempertebal hidup kontemplasi Romo Yohanes.

Romo Budiono menambahkan, pada 2012, Romo Yohanes pernah menulis surat berjudul “Saya Bermimpi”. Dalam surat itu, Romo Yohanes punya mimpi agar konfraternya tidak saja fokus di Paroki tetapi juga giat mengembangkan hidup rohani lewat doa, pengakuan dosa, konferensi, bahkan bertapa. “Sebagai satu keluarga Karmel, ia mengajarkan kami untuk setia pada kehidupan kontemplasi. Lewat kebaikan hatinya, banyak orang mengalami perdamaian dengan Allah,” ujar Romo Budiono.

Pribadi Visioner
M.T. Eleine Magdalena, Wakil Pelayan Umum II KTM

Eleine Magdalena mengenal Romo Yohanes ketika ikut retret di Ngadireso, Malang, Jawa Timur, pada 1994. Bagi Dewan Pelayan Umum KTM ini, sosok Romo Yohanes adalah seorang yang menginspirasi agar menjadi Katolik yang taat. Eleine mengakui, saat retret dan perjumpaan itu dirinya merasa sangat terkesan dengan kesetiaan Romo Yohanes dalam menjawab panggilan Tuhan. “Saya melihat, Romo Yohanes sepenuhnya hidup hanya untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki,” katanya.

Eleine, melihat Romo Yohanes memiliki visi, karena Ia memasrahkan hidup dan imamat kepada Tuhan. “Lewat kepasrahan itu, banyak orang menikmati buah rohani yang dihasilkannya.”

Sebagai anggota KTM, Eleine merasa terselamatkan. Mengenal Romo Yohanes membuat Eliene mengalami pengalaman rohani yang luar biasa agar bisa melayani siapapun.

Memberi Kekuatan
Sr Lisa PKarm, Suster Putri Karmel

Di mata Sr Lisa PKarm, Romo Yohanes adalah sosok yang berkharisma. Menurutnya, selain memiliki kharisma yang luar biasa, ia juga seorang yang sederhana, sabar, dan halus dalam bertutur kata. “Romo Yohanes tidak pernah berbicara keras, tapi bukan berarti dia tidak bisa marah. Dalam arti tertentu, sesekali dia berbicara sedikit lebih kencang tetapi ini karena ketegasan yang ia miliki dan juga karena sesuatu hal yang harus dikerjakan,” kesan Sr Lisa.

Sr Lisa pertama kali bertemu Romo Yohanes ketika memutuskan masuk biara sekitar 31 tahun lalu. Ketika bertemu Romo Yohanes, Sr Lisa menyaksikan bagaimana Romo Yohanes sangat menikmati tahu dan tempe goreng. Bagi Sr Lisa, ini mencerminkan pribadi yang sederhana dan mudah bergaul dengan siapapun.

Pengalaman lain, ketika ia diminta untuk memberi materi dan mengajarkan doa kepada umat. Sebagai suster baru, Sr Lisa merasa belum bisa melakukan. Romo Yohanes hanya menepuk pundaknya agar berani maju. “Ini sebuah kekuatan yang Romo Yohanes lakukan untukku hingga sekarang saya berani memimpin doa.”

Tuhan Menghendaki
Michael Utama Purnama, Anggota Senior KTM

Pertemanan Michael Utama dengan Romo Yohanes sudah terjalin sejak mereka menempuh pendidikan di seminari. “Sejak muda, Romo Yohanes sosok yang baik, rendah hati, pendiam, taat terhadap ajaran Gereja, dan seseorang yang memiliki iman yang luar biasa.” Terkait iman ini, Michael menceritakan, dirinya saat pertama kali diajak Romo Yohanes ke Lembah Cikanyere. Kala itu mereka sedang meninjau lokasi dan belum ada akses jalan yang bagus karena masih hutan belukar. “Saya mau mendirikan pertapaan di sini,” ujar Michael menirukan ucapan Romo Yohanes.

Sebagai orang yang rasional, Michael berpikir keras tentang ucapan ini. Baginya tidak mungkin terjadi, apalagi saat itu sedang terjadi krisis moneter. “Romo mau dapat uang dari mana?” tanya Michael. Tetapi sungguh penyelenggaraan Ilahi. Tak beberapa lama sebuah pertapaan berdiri. “Ini peristiwa menakjubkan yang dibuat Romo Yohanes. Betul, jika Tuhan menghendaki maka apapun bisa terjadi,” ungkapnya.

Yusti H. Wuarmanuk/Chritophorus Marimin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini