HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXV; Hag 1:1-8; Mzm 149; Luk 9:7-9
KESAKSIAN yang sama seperti kesaksian dari Kitab Ezra juga datang dari nubuat Nabi Hagai, yaitu ketika Israel kembali dari pembuangan di bawah kekuasaan raja-raja Persia. Meski raja-raja Persia mendukung pembangunan rumah Allah di Yerusalem, bukan berarti tidak ada hambatan dan tantangan sama sekali. Tantangan justru datang dari dalam, dari bangsa Israel sendiri. Ada kelompok yang setuju segera membangun rumah Allah, tetapi ada kelompok yang tidak setuju dengan alasan belum waktunya.
Nubuat Nabi Hagai secara terang-terangan mengkritik kelompok yang menghalang-halangi usaha pembangunan rumah Allah di Yerusalem. Menurut nubuat ini, percuma mereka membangun rumah-rumah mereka dari kayu-kayu mewah, tetapi rumah Allah ada dalam kondisi reruntuhan. Tanpa kehadiran rumah Allah yang punya peran penting di tengah bangsa Isarel ini, hidup mereka menjadi tidak bermakna.
Dengan sindiran luar biasa, Nabi Hagai menulis, “Kalian menabur banyak tapi menuai sedikit; kalian makan tetapi tidak kenyang; kalian minum tetapi tidak sampai puas; kalian berpakaian tetapi pakaianmu tidak membuat hangat; upah kalian disimpan di pundi-pundi yang berlubang.” Artinya, hidup dan keadaan mereka sekarang tidak menjadi berkat buat hidup mereka sendiri. Rumah Allah adalah sebuah pernyataan kemuliaan Allah di tengah Israel.
Romo Josep Ferry Susanto