[L’Osservatore Romano]
HIDUPKATOLIK.com – SEKITAR 20 orang pemimpin lintas agama Korea mengadakan ziarah ke Vatikan, Sabtu, 2/9. Kunjungan para pemimpin dari tujuh agama besar Korea itu bersamaan dengan meningkatnya tensi ancaman nuklir Korea Utara.
Ketua konferensi para Uskup Korea, Mgr Hyginus Kim Hee-jong, Uskup Agung Gwangju, ikut dalam ziarah lintas agama itu. “Kami meminta Bapa Suci untuk berdoa dan membantu rakyat Korea dalam penyatuan kembali Semenanjung Korea,” kata Mgr Kim jelang kunjungan seperti dilansir CNA pekan lalu.
Para pemimpin agama, kata Paus dalam sambutannya, dipanggil untuk memulai, mempromosikan, dan menemani proses untuk kesejahteraan dan rekonsiliasi semua orang. Paus meminta para pemimpin agama untuk berdiri pada posisi yang menolak kekerasan. Para pemimpin agama mesti berbicara dengan kata-kata yang menentang narasi ketakutan dan retorika kebencian di dunia. “Kita menolak kekerasan, korupsi yang menimbulkan ketidakadilan, pembusukan moral, dan krisis keluarga, ekonomi serta krisis harapan.”
Paus menegaskan, Gereja Katolik tanpa lelah memulai jalur dialog yang seringkali menantang. Gereja telah mendorong dialog dengan para pengikut agama lain yang mengarah kepada kebaikan bersama dan perdamaian. Di hadapan para tokoh agama itu, Paus mengulangi kembali kata-katanya saat mengunjungi Korea tiga tahun silam: “Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang, tapi sebuah perjalanan tidak bisa dilakukan sendiri. Kita perlu berjalan bersama. Di sini kita sekarang mengambil langkah lain dalam perjalanan ini bersama.”
Edward Wirawan
