HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXI; 1Tes 3:7-13; Mzm 90; Mat 24:42-51
ADA dua corak hamba yang ditunjukkan pada perumpamaan Mat 24:42-51, yaitu hamba yang setia dan bijaksana, serta hamba yang jahat. Di sini, inti pokok perumpamaan bukanlah penilaian terhadap perbuatan kedua corak hamba itu, tetapi lebih mengenai sikap yang benar kala menunggu “saat kedatangan sang Tuan yang tidak terduga” (ay 44).
Perumpamaan dua corak hamba itu diperuntukkan guna menilai perilaku para pemimpin agama terhadap jemaat. Concern kepada keselamatan umat merupakan tanggung jawab utama. Ini adalah pesan untuk masa depan, karena bila dikaitkan dengan jemaat pembaca Injil Mateus (tahun 85-90-an), yang mengalami kegoyahan identitas keagamaan, ada kekhawatiran akan datangnya penganiayaan dan perpindahan agama. Mereka mulai merasakan gema tulisan Wahyu 20: 2-3.7-8.
Dalam situasi semacam ini, kita hanya memegang pesan etis Yesus, “berjaga-jaga dan siap sedia!”(ay. 42.44; 25:13). Artinya, kita harus menjalani kehidupan eskatologis, yakni “menghidupi sebuah masa depan,” sejak “saat ini” dan sejak “hari ini”. Bentuk kehidupan eskatologis itu adalah menyerahkan dan menempatkan diri secara utuh dan penuh ke tangan Allah, ke dalam kehendak-Nya yang abadi, dan bukan kerancangan kita yang cuma sementara.
Henricus Witdarmono