Mendapat Keluarga Baru di KAPal

123

 

Sebagian peserta DID-AYD 2017 di KAPal. [Dok. Pribadi]
HIDUPKATOLIK.com – Selama Days in the Dioceses (DID) di Keuskupan Agung Palembang (KAPal), peserta DID-AYD 2017melakukan live in di paroki-paroki KAPal. Di paroki, mereka dipecah-pecah lagi untuk tinggal dan hidup bersama serta berdinamika di dalam sebuah keluarga.

Salah seorang kontingen dari Keuskupan Sibolga, Dominiria Hulu mengungkapkan bahwa ia merasa senang bisa menjadi bagian dari gelaran akbar untuk orang muda Katolik se-Asia itu. Pun bisa menimba pengalaman lewat live in di dalam sebuah keluarga.

“Penerimaan keluarga sangat baik, kita jadi merasa tidak jauh dari keluarga kita. Kami menjadi anak dalam keluarga mereka. Kami memask bersama, makan bersama, berdoa bersama, dan yang paling seru bisa saling berbagi tentang kehidupan keluarga kami dan tentang keluarga mereka,” ujar Domi yang tinggal bersama keluarga di Paroki St Stefanus, Talang Betutu, Palembang. Ia tinggal di sana bersama seorang kontingen dari Malaysia.

Dalam rangkaian acara DID di KAPal itu, peserta dari berbagai daerah dan negara juga unjuk kebolehan mereka di depan peserta lain. Mereka menampilkan kekhasan daerah atau negara mereka masing-masing.

Kontingen DID-AYD 2017 dari Sibolga sebelum menari tarian khas Nias, Tari Maena. [Dok. Pribadi]

Domi dan rekan-rekannya dari Keuskupan Sibolga mendapat kesempatan pertama untuk unjuk gigi. Mereka menampilkan dan memperkenalkan tarian khas dari Nias, Sumatera Utara yakni Tari Maena. Tarian ini diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang. Di masyarakat suku Nias, tarian ini biasanya menjadi bagian dari seremonial adat masyarakat Nias. Tari Maena menjadi tarian hiburan atau bagian dari prosesi seremonial. Salah satu makna yang terkandung dari tarian ini adalah persatuan dan kebersamaan.

Maria Pertiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini