Misa Puncak DID di Gua Maria Kerep Ambarawa, Romo Luhur Mengajak Anak Muda Melawan Cyber Crime

176

HIDUPKATOLIK.com – KITA telah dipilih menjadi anak-anak Allah, dan sebagai anak muda, dipercaya sebagai ujung tombak Gereja. Keuskupan Agung Semarang (KAS) mencita-citakan kira-kira 20 tahun ke depan, Gereja Katolik dapat berperan besar dalam masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan Romo Luhur Pribadi saat memimpin Misa Puncak days in the diocese (DID) Kevikepan Semarang, KAS, di Gua Maria Kerep Ambarawa, 1/8.

Orang muda diharapkan berbuah melimpah. Orang mudalah yang bersama masyarakat akan berperan dalam merevitalisasi Pancasila. Romo Luhur melanjutkan, semangat nabi Musa dapat diambil dalam mewartakan apa yang diterima dari Allah, dan membawa apa yang menjadi kekawatiran dunia kepada Allah.  “Yang ternyata ilalang akan diikat dan dibakar, yang baik akan dikumpulkan ke dalam lumbung Allah,” demikian Romo Luhur.

DID yang menjadi bagian dari Asian Youth Day 2017 sejak Minggi 30 Juli yang lalu diadakan di Paroki St Thomas Rasul Bedono, Kevikepan Semarang, KAS. Umat yang sebagian besar anak muda datang dari berbagai paroki di sekitar Ambarawa dan Semarang. Selain di Bedono DID juga di laksanakan di Paroki Roh Kudus Kebonarum Klaten dan Paroki Sumber Magelang.

Pentas Budaya di pelataran Parkir Gua Maria Kerep Ambarawa sesaat setelah Misa Puncak DID di Kevikepan Semarang

Sekarang ini, lanjut Romo Luhur, dikenal ada kriminalitas lewat internet yang dikenal dengan cyber crime. Orang muda diharap menjadi bentara di dunia modern, dengan kemajuan ilmu dan teknologi menjadi cyber army dengan semangat Katolik. “Segala tantangan yang ada di dunia kita lawan dengan kekuatan iman,” ungkap Vikaris Episkopal Semarang ini.

Dalam suasana AYD7 tentu peserta bertemu di dalam perbedaan. Romo Luhur menambahkan, perbedaan warna kulit salah satu yang terlihat jelas di dalam kebersamaan ini. “Meski demikian, Iman yang ada ada dalam diri kita lah yang menyatukan kita dalam Kristus,”

Korea Selatan

Di Misa puncak ini Mgr Peter O.Carm menjadi salah satu tamu dari Korea Selatan. Sejak hari Minggu, ia bergabung dengan peserta DID di Paroki Bedono. “Selamat Sore, nice to meet you,” demikian Mgr Peter mengawali sharing-nya.

Mgr Peter mengungkapkan, bahwa dunia menjadi semakin dekat. Setiap orang tersambung satu dengan yang lain. “Contohnya Romo Adi (meski di Indonesia) menyukai lagu-lagu Korea, dan saya juga menyukai beberapa lagu dari Indonesia,” ungkap Mgr Peter yang kemudian diterjemahkan oleh Romo Adi Wijayanto MSF.

Dunia sudah benar-benar terhubung, dan orang muda memiliki kesempatan untuk mengunjungi negara lain, termasuk Korea, Jepang, Italia, Roma dan yang lain. Mgr Peter melanjutkan, ini bukan soal hubungan teknis semata yang menjadikan setiap dari kita satu. Alalasan yang menyatukan kita justru adalah Iman kita kepada Kristus. “Iman kita kepada Kristuslah yang menyatukan kita,” kata Mgr Peter.

 Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini