Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, AYD Sangat Penting bagi Indonesia dan Asia yang Multikultural

113

HIDUPKATOLIK.COM – DUA hari terakhir, rombongan peserta Asian Youth Day (AYD) 2017 dari 21 negara Asia (AYD) tiba di Indonesia. Mereka langsung menuju keuskupan tempat mereka mengikuti Days in Dioceses (DID). Ada 11 keuskupan di Indonesia yang menjadi tuan rumah bagi sekitar 2000 Orang Muda Katolik (OMK) Asia. Tak hanya peserta asing, OMK asal keuskupan lain di Indonesia juga melibati proses DID. Mereka akan berinteraksi dan mengalami perjumpaan satu sama lain dan dengan masyarakat sekitar. Tema AYD ketujuh ini adalah “Joyful Asian Youth: Living the Gospel ‎in Multicultural Asia‎!”‎

Perjumpaan, pancasila, dan keberagaman menjadi topik yang disorot oleh Antonius Agus Sriyono, duta besar Indonesia untuk Tahta Suci. Sriyono dengan merujuk pada tema AYD 2017 mencatat bahwa dengan menyelenggarakan AYD ke-7, Indonesia ingin menekankan perlunya orang muda Asia dan Indonesia untuk mempromosikan dan menghormati persatuan di tengah keberagaman.

Kaum muda, kata Duta Besar Sriyono sangat penting bagi Indonesia dalam dekade mendatang. OMK Indonesia perlu mempromosikan dan menghormati cita-cita persatuan Indonesia. Di semua negara Asia juga, lanjut Sriyono, ada kebutuhan untuk mempertahankan persatuan di tengah keragaman mereka. “Marilah kita bersama menghargai keberagaman,” seru Sriyono ketika diwawancara Radio Vatikan, 29/7.

Sriyono berbicara tentang Pancasila, terutama sila pertama; Ketuhanan yang Maha Esa dan kedua; Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dia mengatakan sangat penting bagi pemuda Indonesia untuk menghormati perbedaan berdasarkan kemanusiaan dan menghargai perbedaan keyakinan. “Dengan menjadi tuan rumah AYD ke-7, Indonesia ingin menunjukan nilai pancasila yang menjadi dasar negara.”

Terkait dialog antar agama, Sriyono menilai itu sebagai jembatan di tengah perbedaan. Dialog menciptakan pemahaman di tengah perbedaan. Ia berharap, momen AYD ini menjadi momen perjumpaan orang muda untuk berdialog dan bersatu dalam keberbedaan.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini