Rayakan HUT Ke-10 BKSY secara Sederhana, Kardinal Berharap Semangat Bela Rasa Terus Hidup di Tengah Umat

152
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo (duduk, kelima dari kiri) bersama pendiri dan pengurus BKSJ, serta undangan pada HUT Ke-10 BKSJ di Wisma KAJ, Kamis, 30/11/2023.

HIDUPKATOLIK.COM – HUT Ke-10 “Berkhat Santo Yusup” (BKSJ) dirayakan secara sederhana bersama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo di Wisma Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pagi ini, Kamis, 30/11/2023. Tak ada pemotongan tumpeng. Tetamu yang rata-rata para profesional senior di bidang keuangan dan perbankan menikmati hidangan sederhana berupa soto.

Kardinal Suharyo, di bagian awal sambutan singkatnya, menceritakan sekilas asal-usul kelahiran gerakan bela rasa dalam hal kematian dan kesehatan ini.

“Buah dari iman adalah persaudaraan dan buah dari persaudaraan adalah bela rasa. BKSY adalah wujud dari bela rasa tersebut. BKSY berjalan hingga sekarang ini karena kebaikan banyak pribadi dan semakin banyak lembaga yang terlibat,” ujar Kardinal.

Kardinal menyampaikan terima kasih kepada semua orang dan lembaga yang selama ini sudah ikut berbelara rasa melalui BKSY.

Selain meminta dukungan, Kardinal juga mengharapkan semangat bela rasa ini semakin meluas di lingkungan umat terutama di KAJ.

“Apalagi, dalam lima tahun terakhir sampai tahun 2026, wujud dari bela rasa itu diberi makna yang lebih luas dalam rangka Ajaran Sosial Gereja (ASG),” ujar Kardinal.

Kardinal mengatakan, ASG adalah semacam “Pancasilanya” Gereja Katolik.

“Pertama, martabat manusia (tahun 2022) dengan memuliakan martabat saudara-saudari kita yang perlu kita perhatikan. Tahun ini, 2023, kita (KAJ, Red.) bicara mengenai kesejahteraan. Banyak contoh yang bisa disebut. Masih banyak saudara-saudari kita yang belum sejahtera. Tahun depan, 2024, sila ketiga dari ASG soal solidaritas. Tahun 2025, kita memberi perhatian lebih kepada saudara-saudari kita yang kurang beruntung. Tahun 2026, ajakan merawat lingkungan hidup. Itu semua hanya langkah-langkah,” ujar Kardinal.

Menoleh ke belakang, Kardinal mengatakan, bahwa sejak tahun 2010 umat KAJ diajak bersama-sama untuk berdinamika lewat tiga kata: semakin beriman, semakin bersaudara, semakin berbela rasa.

“Indikator yang cukup jelas bahwa seorang sungguh beriman  adalah kalau dia bersaudara. Kalau dia mengaku beriman tapi berkelahi terus, itu tanda tanya besar sekali, apakah sungguh-sungguh beriman. Buah dari iman, paling jelas adalah persaudaraan,” kata Kardinal.

Turut Hadir dalam perayaan ini para pendiri BKSJ seperti Th.Wiryawan, Kasyanto, Y.H. Suryo Pujawiyata, Fransiskus Asisi Wiyono, Suryoto, dan Kaduhu Sastrayuda selaku Ketua BKSJ.

Saat ini, BKSJ telah hadir di 32 paroki di KAJ.

“Menjadi orang Katolik tidak boleh netral, tetapi harus berpihak yaitu kepada yang Kecil, Lemah, Miskin, Terpinggirkan dan Difabel.  Hendaknya kamu berbela rasa sama seperti Bapamu berbela rasa,” ujar Kardinal saat meresmikan program BKSY di aula Paroki Katedral Jakarta  pada tanggal 30 November 2013.

Tujuan utama program ini adalah menghadirkan Kerajaan Allah secara konkret kepada umat yang sangat membutuhkan bantuan pada saat mengalami kesusahan karena sakit atau meninggal.

(fhs)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini