KOMISI LITURGI KWI BAHAS FORMASI LITURGI DALAM RAPAT PLENO 2023

661
Ketua Komisi Liturgi KWI, Mgr. H. Pidyarto Gunawan, OCarm memukul gong sebagai tanda pembukaan Rapat Pleno.

HIDUPKATOLIK.COM – Dalam rangka perayaan ulang tahun  ke-60 Sacrosanctum Concilium (SC), Komisi Liturgi KWI mengadakan Rapat Pleno  guna membahas tema “Formasi Liturgi” di Paradiso Hotel-Kuta-Bali (22-25 Agustus 2023). Ada pun tempat, waktu dan tema Rapat Pleno tahun 2023 ini ditetapkan  pada Rapat Pleno sebelumnya yang diadakan di Rumah Retret La Verna – Lampung  pada tanggal 20-23 Agustus 2018.

Biasanya Komisi Liturgi KWI mengadakan Rapat Pleno setiap 3 tahun sekali. Namun akibat gempuran pandemic covid-19, maka   baru dilaksanakan pada tahun 2023 ini.

Jumlah peserta  yang hadir dalam rapat pleno kali ini sebanyak 59 orang, terdiri dari para Ketua Komisi Liturgi Keuskupan se-Indonesia, Ketua Komisi Liturgi KWI bersama staf Komisi liturgi KWI, dan panitia lokal dari Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar.

Rapat Pleno dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San didampingi Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, OCarm (Uskup Malang – Ketua Komisi Liturgi KWI), Romo Riston Situmorang (Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI) Romo Antonius Gede Ekadana Putra (Pastor Rekan Paroki Santo Fransiskus Xaverius-Kuta). Perayaan Ekaristi dilaksanakan di Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kuta.

Pada awal perayaan Ekaristi, Mgr. San mengajak umat untuk bersama berdoa agar pertemuan pleno Komisi Liturgi KWI agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Mgr. Silvester San

Dalam homili, Mgr. San mengatakan, sabda Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Injil, “Sungguh sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan surga”.

Dijelaskan oleh Mgr. San, Yesus mengatakan demikian karena orang kaya pada umumnya sangat lekat dengan hartanya. “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”. Selain itu orang kaya pada umumnya lebih memikirkan hidupnya di dunia ini, lalu lupa mencari harta Surgawi.

Pada bagian akhir kotbahnya, Mgr. San mengatakan,  hari ini pada peringatan Santa Perawan Maria Ratu, kita merayakan Ekaristi dalam rangka pembukaan Pertemuan Pleno Komisi Liturgi KWI tahun 2023 dengan tema “Formasi Liturgi”. Kita pantas berdoa memohon kepada Tuhan agar Pertemuan Pleno Komisi Litugri KWI ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi formasi liturgi di seluruh Indonesia.

Selain itu, Mgr. San juga meminta peserta Rapat Pleno Komisi Liturgi KWI untuk  berdoa dengan perantaraan Santa Maria Ratu, agar  dipenuhi dengan kebijaksanaan dalam hidup, teristimewa bijaksana dalam hubungan dengan harta kekayaan, sehingga harta kekayaan itu tidak menghalangi kita untuk percaya kepada Allah, beriman dan bersandar pada-Nya. Selanjutnya, dengan berbagi harta yang kita miliki, kita sungguh-sungguh menjadi  pengikuti Yesus Kristus dan layak masuk ke dalam Kerajaan Surga”.

Sebelum berkat penutup, ada sapaan kasih dari Uskup Denpasar dan juga dari Ketua Komisi Liturgi KWI. Selaku tuan rumah, Mgr. San mengucapkan selamat datang di Pulau Bali kepada semua peserta Rapat.

“Banyak pasangan baik domestik maupun manca negara ingin menikah di Bali, karena Bali dikenal sebagai pulau cinta dengan berjuta keindahan alamnya. Tetapi untuk Pernikahan  Gereja Katolik, sejak tahun 2011 kami keluarkan aturan bahwa pernikahan harus dilaksanakan di dalam gereja, bukan di tepi pantai, di hotel, di tepi kolam dan bukan juga di dalam laut”, tegas Mgr. San.

Mgr. San menyambut gembira Rapat diadakan di Bali. Dengan demikian Bali sungguh mengalami kebangkitan yang beberapa tahun lalu tertidur akibat covid-19. Mungkin karena Bali posisinya ada di tengah-tengah sehingga dari segitransportasi lebih efisien.

Diingatkan oleh Mgr. San bahwa kita sedang hidup dalamsituasi modern dan era  globalisasi yang melanda segala bidang kehidupan manusia, seperti pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang canggih. Era modern ini sangat mempengaruhi perilaku kehidupan manusia, baik pola pikir, pola tindak dan gaya hidup manusia.

Gempuran modernisasi menurut Mgr. San menghantui dan mengancam kehidupan rohani dan iman umat termasuk umat Katolik, lebih-lebih kaum muda dan anak-anak. Melihat situasi ini, Gereja Katolik tidak boleh tinggal diam. Gereja harus hadir di Tengah-tengah kehidupan Rohani dan iman umat dengan segala situasi yang mengelilinginya. Gereja harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk membentengi dan menyelamatkan iman umat dari gempuran globalisasi.

Selain itu, Mgr. San berharap karya-karya pastoral Gereja harus mampu menyentuh kehidupan Rohani dan iman umat, salah satunya adalah karya pastoral liturgi. Sebab Liturgi berperan memupuk iman dan kehidupan  Rohani umat. Liturgi juga adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah di dalam Kristus.

Mgr. H. Pidyarto, OCarm

Sedangkan Mgr. Pidyarto mengucapkan banyak terima kasih kepada Uskup Denpasar yang bersedia menjadi tuan rumah yang baik, juga kepada kepada Direktur  Puspas Keuskupan Denpasar, Romo Herman Yoseph Babey dan staf Komisinya, yang bekerja keras untuk menyukseskan pertemuan ini.

Dikatakan Mgr. Pidyarto, Komisi Liturgi merupakan Komisi yang amat penting. Karena Komisi Liturgi mengurusi satu kegiatan yang sangat  penting untuk memuliakan Allah dan mendatangkan keselamatan bagi manusia

Mgr. Pidyarto berharap semoga rapat ini dapat berjalan dengan baik untuk Pembaharuan Liturgi.

Blasius Naya Manuk (Kontributor/Denpasar)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini