HIDUPKATOLIK.COM – Orang-orang bersenjata membakar sebuah gereja Katolik dan menculik lima imam, satu suster dan dua orang awam di Kamerun barat, tempat perang saudara berkecamuk sejak 2017.
Para uskup Katolik Provinsi Gerejawi Bamenda mengeluarkan pernyataan menyusul serangan 16 September terhadap Gereja Katolik St. Mary di Nchang, Keuskupan Mamfe.
“Dengan sangat terkejut dan ngeri kami, para Uskup (BAPEC) mengetahui tentang pembakaran Gereja Katolik St. Mary, Nchang… dan penculikan lima imam, satu suster dan dua umat awam oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal,” kata pernyataan itu.
Para uskup mengatakan mereka “mengutuk keras semua serangan terhadap Gereja dan para pelayannya ini dan kami mengimbau mereka yang telah membawa para imam, biarawati, dan orang-orang Kristen di Nchang untuk membebaskan mereka tanpa penundaan lebih lanjut.”
“Kami bersikeras ini karena tindakan ini sekarang telah melewati garis merah dan kami harus mengatakan bahwa ‘cukup sudah’,” bunyi pernyataan itu.
Kamerun telah terlibat dalam perang saudara yang dikenal sebagai “Krisis Anglophone” di mana separatis bersenjata dari wilayah Anglophone negara di Barat Laut dan Barat Daya telah mengambil bagian dalam pemberontakan melawan pasukan pemerintah. Kedua belah pihak telah dituduh melakukan kekejaman, termasuk pembunuhan dan penyiksaan terhadap warga sipil.
Konflik tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat 500.000 orang mengungsi sejak 2014.
Pada tanggal 6 September tersangka separatis militan menembaki sebuah bus di Muyuka, menewaskan sedikitnya enam warga sipil.
Dalam pernyataan mereka, para uskup mengatakan bahwa Gereja Katolik semakin menjadi sasaran penyerang.
“Gelombang penganiayaan terhadap hierarki Gereja sekarang menjadi permainan baru “Perjuangan,” dan segala macam pesan ancaman dikirim terhadap misionaris yang telah menyerahkan hidup mereka untuk bekerja bagi umat,” demikian pernyataan para uskup yang mencatat bahwa gereja Presbiterian dan Baptis juga menjadi sasaran.
Sekitar dua pertiga warga Kamerun menganut agama Kristen, sementara 25-30% adalah Muslim.
Frans de Sales, SCJ; Sumber: Catholic News Agency