Anugerah Tuhan bagi Keuskupan Purwokerto

1226

Membangun Amarta
Sehari setelah tahbisan diselenggarakannya kenduren ageng (pesta rakyat). Pesta rakyat ditandai dengan pementasan wayang kulit, dengan lakon “Amarta Binangun” (Membangun Amarta) oleh dalang kondang Ki Kuku Bayu Aji. Sesaat sebelum pagelaran, Mgr Julianus Sunarka menyerahkan sebuah wayang Werkudara kepada Mgr Tri.

Dalam kisah pewayangan tersebut dikisahkan bagaimana membangun Kerajaan Amarta dari hamparan hutan yang angker. Setelah para Pandawa datang ke hutan dan mulai merintis kerajaan mereka, alhasil atas perjuangan para Pandawa hutan itu akhirnya menjadi rumah bersama.

Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menumpangkan tangan di atas kepala Mgr Christophorus Tri Harsono. [HIDUP/Willy Matrona]
Hutan itu menjadi hunian yang nyaman yang memberikan kedamaian dan ketenangan kepada siapapun yang datang ke tempat ini. Salah seorang umat, Yulio Ich menjelaskan, kehadiran Mgr Tri di Keuskupan Purwokerto, diharapkan akan membangun “rumah cinta” di Purwokerto.

Menurutnya, Mgr Tri sebagaimana Arjuna dalam wayang, mampu membebaskan belantara dari ketakutan yang hebat dan memberi keselamatan pada seluruh umat di Purwokerto. Menanggapi pagelaran wayang itu, Mgr Tri mengungkapkan, bahwa kisah yang digambarkan malam itu mengandung nilai-nilai yang luhur yang dapat menjadi pelajaran.

Ia mengatakan bahwa membangun Amarta mungkin sama persis dengan membangun Purwokerto. Akan tetapi, Purwokerto sebenarnya sudah mengalami kedamaian, cinta, dan kebaikan oleh pendahulu yakni Mgr Sunarka. Tugasnya tinggal melanjutkan.

Mgr Tri mendorong, agar kerja sama  dari berbagai pihak dapat terus berjalan dan dikembangkan. Ia berharap, umat dapat terus menjunjung tinggi kebhinnekaan sebagai suatu kesatuan bangsa. Ia mengungkapkan, tidak perlu sibuk untuk langsung membuat hal-hal yang besar. Ia ingin mulai dari hal yang kecil.

“Saya tidak perlu rapat sana-sini, membangun ini itu, membuat sebuah sinode, akan tetapi memulainya dengan cinta, dengan mengunjungi satu sama lain.”

 

Suster Stanis PMY/ Willy Matrona

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini