Terlahir di Ngawi, 27 September 1934, Pastor Tondo masih memiliki garis keturunan dari Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Kakek buyutnya adalah Bupati Jepara RMAA Sosroningrat. Ayahnya, Pangeran Ario Sosrobusono adalah kakak dari RA Kartini.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya ia kemudian memilih untuk menjadi calon imam CM. Ia ditahbiskan menjadi imam CM pada 31 Maret 1963 oleh Mgr JAM Klooster CM di Gereja Collegio Brignole Sale, Negroni, Genova-Italia.
Ia berangkat ke Italia setelah menyelesaikan pendidikan di Seminari Madiun dan Sekolah Tinggi Filsafat Surabaya (sekarang tidak ada). Dia mengambil studi teologia di Collegio Sale-Bignole, Jenewa, Swiss, kemudian memperdalam Ethnologia di Pontificia Universitas Urbaniana Roma, Italia.
Dia juga mengambil studi musik di Centro Della Cultura, Venezia. Pastor Tondo lalu bertolak ke Inggris untuk memperdalam studi tentang komunikasi, seni, dan media. Guru besar bidang komunikasi itu juga ngangsu kaweruh di berbagai negara, seperti Irlandia, Amerika Serikat, dan Filipina.
Dia juga terlibat riset di negara-negara Asia seperti Taiwan dan Tiongkok. Meski memiliki latar belakang ilmu mumpuni, akhirnya lima keutamaan Vinsensian kerendahan hati, kesederhanaan, cinta kasih, matiraga, dan menyelamatkan jiwa yang paling utama dihidupi Pastor Tondo.
Saat perayaan 55 tahun imamat, ia mengungkapkan bahwa St Vincentius mengajarkan, terutama pikirkan orang-orang yang miskin, supaya mereka punya masa depan.
Di usianya yang hampir genap 84 tahun pun, Pastor Tondo masih giat beraktivitas seperti menulis, membina yayasan (Sanggar Bina Tama, menaungi anak-anak dari kalangan tak mampu). Ia juga masih mengajar di berbagai universitas.
Antonius Bilandoro/ E. Sugiyanto